
Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Bank Indonesia akan menyampaikan kebijakan suku bunga acuan atau BI Rate November 2025 dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI hari ini. Di tengah dinamika ekonomi dan rupiah, para ekonom meyakini bank sentral akan menahan BI Rate 4,75%.
Berdasarkan proyeksi para ekonom yang terhimpun dalam konsensus Bloomberg, mayoritas memproyeksikan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga di level 4,75% dalam RDG BI November 2025.
Sebanyak 28 dari 33 ekonom meyakini itu, sedangkan lima lainnya memprediksi BI Rate turun ke 4,50% atau sebesar 25 basis poin.
: IHSG Siap Uji 8.500 jelang Pengumuman BI Rate November 2025
Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang merupakan salah satu yang meyakini bank sentral akan menahan BI Rate di level 4,75%. Alasannya, BI akan cenderung menjaga daya tarik imbal hasil domestik di tengah tekanan musiman akhir tahun.
Dia melihat langkah mempertahankan suku bunga merupakan cara terbaik untuk menahan tekanan ke kurs rupiah, di tengah volatilitas global yang belum sepenuhnya mereda dan permintaan valas yang biasanya meningkat pada akhir tahun.
: : BI Buka Peluang Pangkas BI Rate Lagi Tahun Ini Demi Genjot Ekonomi
“Serta menjaga diferential yield [imbal hasil] tetap kompetitif, serta menjaga aliran modal portofolio tetap stabil,” jelas Anna kepada Bisnis, Selasa (18/11/2025).
Pada saat yang sama, kondisi likuiditas perbankan yang longgar (ample) dan akselerasi belanja fiskal prioritas menjelang akhir tahun memberikan bantalan kuat bagi pertumbuhan.
“Kombinasi likuiditas longgar, intermediasi kredit yang tetap solid, dan stimulus fiskal yang mengalir lebih cepat, dinilai cukup untuk mempertahankan momentum ekspansi ekonomi sambil menjaga stabilitas makro dan sentimen pasar hingga awal 2026,” ujar Anna.
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual juga memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga kebijakannya. Dia beralasan, tekanan internal maupun eksternal masih tinggi sehingga BI tidak akan mengambil langkah berisiko yang ganggu stabilitas.
“Rupiah cenderung tertekan dipicu ekspektasi The Fed akan menahan suku bunganya di Desember 2025. Asing masih cenderung outflow [keluar] dari pasar portfolio, khususnya SBN. Sementara inflasi cenderung naik walau masih sesuai rentang ekspektasi,” rangkum David kepada Bisnis, Selasa (18/11/2025).
Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman juga memproyeksikan BI Rate tetap 4,75%, dengan mempertimbangkan diferensial bunga obligasi yang saat ini cukup ketat antara obligasi Indonesia dengan obligasi Amerika Serikat (AS).
“Perkiraan kita akan mempertahankan, tetap mempertahankan [BI Rate],” kata Helmi usai menghadiri konferensi pers Pemaparan Ekonomi dan Kinerja Keuangan Citi Indonesia Kuartal III/2025 di Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2025).
Selain itu, masih terjadinya outflow pada awal November 2025 dari pasar obligasi dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) juga turut menjadi alasan Helmi memperkirakan bank sentral masih akan menahan suku bunga di level 4,75%.
Adapun, Helmi memproyeksikan bahwa BI Rate masih akan turun sebanyak dua kali dari posisi saat ini. Menurutnya, penurunan BI Rate akan terjadi pada Desember 2025 yakni menjadi 4,5% dan Maret 2025 sebesar 4,25%.
“Mengenai outlook suku bunga, kami perkirakan BI Rate masih bisa turun dua kali lagi dari posisi saat ini,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, proyeksi tersebut didasari oleh perkiraan bahwa inflasi inti akan relatif stabil dan tidak jauh dari perkiraan target inflasi BI yang berada sekitar 2,5%.
Track all markets on TradingView
(Ni Luh Anggela)