Rupiah Jisdor Tak Beranjak dari Level Rp 16.577 per Dolar AS pada Rabu (15/10)

Ussindonesia.co.id  JAKARTA. Nilai tukar rupiah menunjukkan performa yang beragam pada Rabu (15/10/2025). Di satu sisi, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia terpaku di level Rp 16.577 per dolar Amerika Serikat (AS), tidak berubah dari posisi penutupan Selasa (14/10). Namun, di sisi lain, rupiah di pasar spot berhasil mengakhiri tren pelemahan tiga hari beruntun, berkat sentimen positif dari indeks dolar global yang melemah dan meningkatnya daya tarik aset berisiko di kawasan Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah pasar spot tercatat menguat tipis, ditutup pada level Rp 16.576 per dolar AS. Angka ini menunjukkan apresiasi sebesar 0,16% dibandingkan penutupan hari sebelumnya, Selasa (14/10), yang berada di level Rp 16.603 per dolar AS. Kenaikan ini menandai pembalikan arah yang signifikan setelah beberapa hari mengalami tekanan, didorong oleh pergeseran sentimen pasar terhadap dolar AS.

Penguatan mata uang Garuda ini tak lepas dari angin segar yang berembus dari pernyataan Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell. Pernyataan Powell yang cenderung dovish memicu ekspektasi pasar akan potensi pemangkasan suku bunga acuan AS lebih lanjut pada akhir tahun ini. Sinyal pelonggaran kebijakan moneter ini sontak memberikan dorongan positif bagi mata uang Asia secara keseluruhan. Laporan Reuters bahkan mencatat, indeks MSCI untuk mata uang pasar berkembang melonjak 0,5%, menjadi penguatan harian terbesar dalam lebih dari tiga bulan terakhir.

Dampak langsung dari pernyataan Powell terlihat jelas pada kinerja dolar AS yang melemah sekitar 0,3%. Powell mengisyaratkan bahwa “akhir dari kebijakan pengetatan neraca The Fed mulai terlihat,” sebuah sinyal kuat yang membuka peluang lebar bagi penurunan suku bunga di masa depan. Mitul Kotecha, Head of Forex and EM Macro Strategy Asia di Barclays, menegaskan bahwa mata uang Asia secara signifikan diuntungkan, bukan hanya oleh penguatan yuan, tetapi juga oleh komentar Powell yang kian memperkuat ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter.

Gelombang penguatan ini merata di berbagai mata uang Asia. Baht Thailand dan dolar Taiwan sama-sama memimpin dengan kenaikan 0,6%. Yuan China turut menguat 0,2% setelah langkah Beijing yang menetapkan kurs tengah yuan di bawah level psikologis 7,1 per dolar AS, sebuah titik yang belum pernah dicapai dalam hampir setahun. Sementara itu, rupee India juga membukukan kenaikan 0,6%, berkat intervensi aktif bank sentral India (RBI) yang melakukan penjualan dolar melalui bank-bank milik negara untuk menjaga stabilitas dan menahan volatilitas pasar.

Meskipun demikian, pergerakan nilai tukar rupiah tetap relatif terbatas, berfluktuasi di kisaran Rp 16.570 hingga Rp 16.580 per dolar AS. Kondisi ini menempatkan rupiah sebagai salah satu mata uang dengan kinerja terlemah di kawasan Asia sepanjang tahun berjalan, meskipun berhasil mencatatkan penguatan di hari tersebut. Ini menunjukkan bahwa pasar masih mencermati berbagai faktor domestik dan global yang memengaruhi stabilitas rupiah dalam jangka panjang, di tengah ekspektasi kebijakan moneter global yang semakin jelas.