
Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Indeks Bisnis-27 dibuka melemah di tengah kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Senin (15/12/2025). Namun. di tengah pelemahan ini, saham BUMI, BRPT, KLBF, dan PGEO masih melaju.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks hasil kerja sama Bursa dengan harian Bisnis Indonesia ini turun tipis 0,04% ke 546,36 hingga pukul 09.02 WIB. Tercatat sebanyak 11 saham menguat, 10 terkoreksi, dan 6 stagnan.
Saham dengan kenaikan harga tertinggi dipimpin oleh PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) sebesar 2,17% ke Rp376 per saham, lalu diikuti PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang menguat 1,35% menjadi Rp3.760 per saham.
Saham lain yang terapresiasi adalah PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) dengan kenaikan 1,29% menjadi Rp1.175 per saham, sedangkan saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) juga tumbuh 1,29% ke Rp1.180.
Adapun, penurunan ditorehkan saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) yang terkoreksi 3,06% ke Rp1.425 per saham, disusul saham PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) terkoreksi 2,08% menjadi Rp1.410 per saham.
Pada pembukaan perdagangan Senin (15/12/2025), IHSG naik 0,19% menuju posisi 8.676,83 hingga pukul 09.02 WIB. Hari ini, indeks komposit dibuka pada level 8.705,24 dan sempat ke posisi 8.715,18.
: IHSG Dibuka Menguat, Saham BRMS hingga ARCI Melonjak
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memproyeksikan IHSG akan bergerak konsolidatif pada perdagangan pekan ini seiring tekanan eksternal dan minimnya katalis jangka pendek dari global maupun domestik.
Tekanan datang dari bursa Wall Street yang ditutup melemah pada perdagangan Jumat (12/12/2025) akibat koreksi saham-saham sektor AI. Pergerakan tersebut membuat indeks di AS berakhir mixed sepanjang pekan lalu.
“Koreksi pada perdagangan akhir pekan lalu disinyalir sebagai rotasi sektor, di mana investor beralih ke saham-saham cyclical yang dianggap lebih sensitif terhadap ekonomi dan melakukan profit takingterhadap saham-saham berorientasi pertumbuhan seperti saham yang terkait dengan AI,” ujarnya.
Fokus pelaku pasar global pada pekan ini tertuju pada rilis sejumlah data ekonomi penting dari Amerika Serikat. Data tersebut antara lain nonfarm payrolls (NFP) untuk periode Oktober dan November 2025.
Pasar juga akan mencermati data ekonomi lainnya seperti penjualan ritel, inflasi, serta indeks aktivitas manufaktur dan jasa atau purchasing managers’ index (PMI). Data ini akan menjadi acuan arah kebijakan bank sentral ke depan.
Dari dalam negeri, perhatian pasar akan tertuju pada hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang digelar pada 17 Desember 2025. Selain itu, data pertumbuhan kredit perbankan juga menjadi sorotan investor.
Sejumlah aksi korporasi emiten diperkirakan masih menjadi salah satu katalis pergerakan IHSG di tengah terbatasnya sentimen makro. Aktivitas tersebut dinilai mampu menopang minat beli pada saham-saham tertentu.
Valdy menuturkan bahwa secara teknikal, indikator MACD menunjukkan pelebaran histogram negatif. Di sisi lain, pelemahan Stochastic RSI dinilai mulai melandai dan mendekati area oversold.
“IHSG masih di bawah level MA5, sehingga diperkirakan berpotensi mengalami konsolidasi pada kisaran level 8.550-8.700 di pekan ini,” tutur Valdy.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.