Saham SIDO, AMRT, hingga ASII Masih Menguat Saat Indeks Bisnis-27 Ditutup Turun

Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Perdagangan saham pada hari ini, Selasa (14/10/2025), diwarnai sentimen negatif yang cukup kuat di pasar modal Indonesia. Indeks Bisnis-27 ditutup melemah signifikan, menggemakan koreksi yang juga melanda Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Meskipun demikian, di tengah tekanan jual, beberapa saham konstituen Bisnis-27 seperti SIDO, AMRT, dan ASII berhasil mencatat kinerja positif.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, Indeks Bisnis-27, yang merupakan hasil kerja sama dengan Harian Bisnis Indonesia, anjlok 2,17% dan parkir di level 503,14. Dari total 27 konstituen, hanya empat saham yang berhasil menguat, sementara mayoritas, yakni 22 saham, terkoreksi, dan satu saham stagnan. Sepanjang hari, pergerakan indeks berada dalam rentang 503,14 hingga 518,68.

Empat saham yang mampu melawan arus pelemahan pasar adalah PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) yang melaju 2,91% ke Rp530, diikuti oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) dengan penguatan 2,39% menuju Rp2.140. Tak ketinggalan, PT Astra International Tbk. (ASII) naik tipis 0,43% ke Rp5.825, dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) menguat 0,40% ke Rp2.520.

Sebaliknya, saham-saham dengan koreksi paling dalam memimpin penurunan indeks. PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) menjadi pemimpin koreksi dengan anjlok 6,41% ke Rp3.940. Disusul oleh PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) yang merosot 5,19% ke Rp402, serta PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang terkoreksi 3,69% ke Rp8.475. Gelombang koreksi juga menyapu saham telekomunikasi dan kesehatan, antara lain PT Indosat Tbk. (ISAT) turun 3,57%, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) melemah 2,76%, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) terkoreksi 1,99%. PT United Tractors Tbk. (UNTR) juga tidak luput dari tekanan jual, turun 1,83%.

Sektor perbankan turut merasakan dampak pelemahan pasar hari ini. Saham-saham bank papan atas kompak terkoreksi; PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) melemah 3,31%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) turun 3,01%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) terkoreksi 2,56%, dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang turun 1,02%. Di tengah hiruk-pikuk pergerakan saham, hanya PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) yang berhasil mempertahankan posisinya, ditutup stagnan.

Kondisi serupa juga terpantau pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang pada perdagangan hari ini ikut terkoreksi tajam. IHSG ditutup melemah 1,95% ke level 8.066,52. Bahkan, selama perdagangan Selasa (14/10/2025), IHSG sempat menyentuh level di bawah 8.000, tepatnya di 7.974,03, mencerminkan sentimen negatif yang kuat di kalangan investor.

Data bursa menunjukkan, mayoritas saham mengalami penurunan dengan 583 saham terkoreksi, sementara hanya 138 saham yang menguat, dan 84 saham stagnan. Total kapitalisasi pasar atau market cap tercatat mencapai Rp15.205 triliun. Saham-saham dengan kapitalisasi jumbo yang mampu menguat di tengah pasar merah dipimpin oleh PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) yang melonjak 2,94% menjadi Rp14.000, serta PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) yang meningkat 2,09% ke Rp106.400 per saham.

Namun, saham milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA), justru menjadi salah satu pemberat utama indeks. TPIA anjlok signifikan sebesar 7,14%, mengakhiri perdagangan di level Rp7.475.

Menanggapi kondisi pasar, Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, menjelaskan bahwa IHSG memang sempat melemah 0,67% pada perdagangan sesi I hari ini. Secara teknikal, lanjut Valdy, pembentukan histogram negatif pada MACD seiring dengan terjadinya Death Cross pada Stochastic RSI di area overbought mengindikasikan potensi pelemahan lebih lanjut. “Sehingga kami memperkirakan IHSG berpotensi lanjutkan pelemahan menuju level 8.150 pada perdagangan sesi kedua hari ini,” pungkasnya dalam riset harian.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.