Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Langkah Superbank untuk go public dengan menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) bakal memperpanjang daftar perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Emtek milik konglomerat Eddy Kusnadi Sariaatmadja yang melantai di Bursa Efek Indonesia.
Sedikitnya ada tujuh entitas usaha Grup Emtek yang sudah lebih dulu menjadi emiten di BEI. Perusahaan tersebut ialah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA), PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA), PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI), PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME), PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK), dan PT Cardig Aero Services Tbk. (CASS).
EMTK menjadi induk gurita bisnis Grup Emtek. Perseroan didirikan pada 3 Agustus 1983 dengan nama PT Elang Mahkota Komputer. Efektif pada 12 Januari 2010, saham EMTK telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
EMTK menjadi induk usaha yang menguasai 78,27% saham SCMA, 79% saham SAME, 100% saham PT Kreatif Media Karya, 100 % saham PT Roket Cipta Sentosa, serta sejumlah anak usaha lainnya.
: IPO Superbank Pasang Harga Penawaran Rp525-Rp695 per Saham, Incar Dana Rp3,06 Triliun
Sementara itu, SCMA merupakan perusahaan media Grup Emtek. SCMA a.l. membawahi SCTV, Indosiar, Mentari TV, Vidio.com, Kapanlagi.com network, dan Liputan6.com.
Di sektor teknologi, Grup Emtek memiliki 50,67% saham BUKA melalui PT Kreatif Media Karya. BUKA merupakan emiten teknologi yang memiliki platform dagang-el yang fokus menjual barang digital. BUKA memegang rekor sebagai perusahaan dengan nilai IPO terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia dengan raihan dana Rp21,9 triliun.
Melalui BUKA, Grup Emtek menjadi pemegang saham tidak langsung BBHI. Per 31 Juli 2025, persentase kepemilikan BUKA dalam bank digital besutan Transcorp milik Chairul Tanjung itu mencapai 11,49%.
Di sektor kesehatan, lini bisnis Grup Emtek dijalankan oleh SAME dan RSGK. SAME memiliki dan mengoperasikan jaringan rumah sakit (RS) EMC.
Sebagai strategi diversifikasi usaha, Grup Emtek melalui PT Roket Cipta Sentosa mengakuisisi mayoritas saham CASS yang bergerak di bidang jasa penunjang transportasi udara, seperti ground handling dan penanganan kargo, serta katering. Akuisisi itu dilaksanakan senilai Rp872,7 miliar pada 25 April 2024.

Terbaru, PT Super Bank Indonesia atau Superbank tengah bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia melalui penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan membidik dana hingga Rp3,06 triliun.
Superbank merupakan bank digital dengan nama awal PT Bank Fama International. Superbank memasuki era baru ketika menjadi bagian dari Emtek Group pada akhir 2021, diikuti oleh Grab dan Singtel pada awal 2022, dan KakaoBank pada 2023 sebagai bagian dari konsorsium.
Per 12 November 2025, Grup Emtek memiliki saham Superbank melalui PT Elang Media Visitama dengan porsi sebesar 31,11%.
Menurut prospektus yang dipublikasikan Selasa (25/11/2025), Superbank berencana melepas maksimal 4,40 miliar saham baru atau setara dengan 13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Setiap saham memiliki nilai nominal Rp100 dengan harga penawaran awal (bookbuilding) IPO di kisaran Rp525 hingga Rp695 per saham. Dengan demikian, perusahaan berpotensi mengantongi dana segar sekitar Rp2,31 triliun hingga Rp3,06 triliun.
Superbank berencana menggunakan dana hasil IPO sebesar 70% untuk modal kerja daam rangka penyaluran kredit perseroan.
“Sisanya sekitar 30% dana hasil penawaran umum untuk belanja modal dalam rangka kegiatan usaha perseroan, termasuk namun tidak terbatas pengembangan produk pada pengembangan teknologi infoemasi yang mendukung pertumbuhan usaha,” tulis dalam prospektus tersebut, Selasa (25/11/2025).
Apabila proses IPO berjalan lancar, perusahaan dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia pada 17 Desember 2025 dengan kode saham SUPA.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.