Danantara dan BEI Jajaki Pembentukan Indeks Saham & Perluas ETF ke Pasar Global

Ussindonesia.co.id JAKARTA —Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara merancang kolaborasi dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) berupa potensi pembentukan indeks acuan saham dan perluasan jangkauan produk exchange traded fund (ETF). 

Kolaborasi itu dibahas dalam pertemuan yang digelar oleh CEO Danantara Rosan Roeslani, CIO Danantara Pandu Sjahrir, dengan Direktur Utama BEI Iman Rachman di kantor Danantara, baru baru ini.

“Danantara dan BEI berkolaborasi mendorong inovasi di pasar modal Indonesia melalui potensi pembentukan indeks Danantara x IDX dan perluasan jangkauan ETF ke pasar global,” tulis Rosan dalam akun Instagram resminya @rosanroeslani, dikutip Selasa (25/11/2025). 

Lebih lanjut, Rosan menyampaikan inisiatif tersebut bertujuan untuk meningkatkan benchmark investasi yang transparan, dapat diakses dengan mudah oleh investor, serta memiliki produk pasar modal Indonesia yang relevan dengan tren global. 

Terkait dengan partisipasi Danantara di pasar modal, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman sebelumnya menuturkan bahwa kepastian Danantara untuk mengucurkan investasi ke pasar modal dapat menjadi katalis penting bagi penguatan porsi investor institusi domestik. 

: Rosan Ungkap Bahasan Proyek Danantara dengan Bloomberg

Berdasarkan data September 2025, kepemilikan investor institusi domestik baru mencapai 39,4%, sementara komposisi transaksi mereka hanya 14,4%. Danantara sendiri berencana menggelontorkan US$10 miliar pada kuartal IV/2025, dengan 80% dialokasikan ke dalam negeri, termasuk pasar modal. Jika 5%–10% dari dana itu masuk ke saham, potensi aliran modal diperkirakan mencapai Rp8 triliun–Rp16 triliun.

Saat ini, kontribusi investor institusi domestik dinilai masih tertahan. Kondisi ini ikut menjelaskan mengapa pipeline IPO BUMN relatif stagnan setelah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) melantai pada Februari 2023.

Iman menjelaskan bahwa minimnya kapasitas serapan investor domestik juga menjadi salah satu faktor yang membayangi rencana IPO perusahaan energi milik negara pada tahun-tahun sebelumnya.

“Ini contoh konkret adalah bagaimana PHE yang mau IPO, menunda-menunda IPO-nya karena masalah terserapnya oleh [investor] domestik. Makanya, kita harapkan tadi semakin ada perusahaan BUMN yang masuk, terserap, kita bisa serap. Kan tidak bisa kita tunggu yang besar kalau tidak bisa diserap oleh market,” ujarnya dalam workshop capital market BEI di Bali, Sabtu (15/11/2025).

Iman menambahkan, Bursa Efek Indonesia mendorong lebih banyak lighthouse company untuk melantai di bursa agar investor institusi domestik memiliki lebih banyak opsi dan kontribusinya dapat meningkat.

Selain itu, Danantara memiliki fleksibilitas untuk melakukan investasi langsung maupun penempatan melalui produk pasar modal via perbankan. 

“Dan kedua, [Danantara] juga men-support BUMN-BUMN yang ada di pasar modal… tentu saja ini adalah kewenangannya ada di Danantara, mereka mau berinvestasi di pasar modal,” pungkasnya.