Investor Asing Net Sell Rp50,95 Triliun di Pasar Saham RI per Agustus 2025

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Investor asing membukukan jual bersih (net sell) sebesar Rp50,95 triliun di pasar saham Indonesia sepanjang Januari—Agustus 2025. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, net sell itu setara dengan US$3,09 miliar. Kendati demikian, investor asing tercatat beli bersih (net buy) 4 pekan berturut-turut pada Agustus 2025. 

BEI mencatat net buy sebesar Rp124,22 miliar pada 4—8 Agustus, Rp6,68 triliun pada 11—15 Agustus, Rp2,73 triliun pada 18—22 Agustus, dan Rp1,49 triliun sepanjang 25—29 Agustus 2025. 

Arus keluar modal asing yang cukup deras baru terjadi jelang akhir pekan lalu bersamaan dengan memanasnya aksi demonstrasi di sejumlah daerah di Tanah Air. 

BEI mencatat net sell investor asing sebesar Rp1,12 triliun pada perdagangan Jumat (29/8/2025). Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), misalnya, mencatatkan net sell asing sebesar Rp1,11 triliun pada perdagangan akhir pekan ini.

Pada hari yang sama, saham BMRI mencatatkan net sell asing sebesar Rp169,32 miliar, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) mencatatkan net sell asing sebesar Rp142,24 miliar, dan saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) mencatatkan net sell asing sebesar Rp109,34 miliar.

: Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Senin 1 September 2025

VP Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi mengatakan IHSG pada perdagangan Senin (1/9/2025) akan bergerak mixed cenderung melemah dalam rentang level support 7.745 atau MA20 dan resistance di level 7.920. Indikator MACD menunjukkan pelemahan tren, sejalan dengan RSI yang alami penurunan paska masuk di zona overbought.

“Kekhawatiran asing meningkat atas eskalasi instabilitas politik dalam negeri dengan tercatat terjadi capital outflow mencapai Rp1,12 triliun [pada Jumat, 29 Agustus 2025] di seluruh perdagangan,” ujar Audi kepada Bisnis pada Minggu (31/8/2025).

Selain itu, tekanan dari nilai tukar yang membuat rupiah bergerak di atas level Rp16.400 per dolar AS atau tertinggi sejak awal Agustus 2025 juga menekan pasar saham Indonesia.

Dia menilai pada pekan ini IHSG akan dipengaruhi beberapa sentimen, seperti peningkatan eskalasi instabilitas politik dalam negeri, di mana terdapat kekhawatiran pada keyakinan investor yang akan cenderung menekan pasar.

IDX COMPOSITE INDEX – TradingView

Managing Director Research Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su menyebutkan bahwa kinerja jeblok pasar saham Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kondisi sosial-politik Indonesia saat ini.

“Pelemahan ini pastinya dipicu oleh kondisi sosial-politik yang kurang kondusif,” ujar Harry kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.

Sementara, di tengah gejolak pasar saham, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyatakan bahwa fundamental pasar modal Indonesia masih solid.

Dia juga menyampaikan bahwa BEI tidak berencana melakukan penyesuaian aturan terkait dengan dinamika pasar ini. Menurutnya, seluruh aspek pengawasan dan operasional bursa masih berjalan sesuai dengan jalurnya. 

Terpenting, kata Jeffrey, investor tetap bersikap rasional dalam mengambil keputusan investasi sehingga gejolak jangka pendek tidak menimbulkan kepanikan. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.