Ussindonesia.co.id – Warren Buffett, sosok investor legendaris dan pemimpin utama Berkshire Hathaway, dikenal luas atas strategi investasinya yang sangat disiplin serta berorientasi jangka panjang. Portofolio investasinya, yang telah ia bangun dengan cermat selama beberapa dekade, secara brilian menggabungkan merek-merek ikonik dunia, raksasa keuangan, dan berbagai perusahaan strategis pilihan yang memiliki keunggulan kompetitif abadi.
Meskipun Berkshire Hathaway memiliki kepemilikan di puluhan saham, nilai portofolio mereka secara signifikan terpusat pada sepuluh kepemilikan utama. Berdasarkan data dari laman edukasi investasi ternama, New Trader U, per 31 Maret 2025, posisi-posisi teratas ini menjadi inti fundamental dari portofolio ekuitas Buffett. Hal ini memberikan gambaran yang jelas dan mendalam mengenai filosofi serta prioritas investasi sang “Oracle of Omaha”.
5 Negara Ini Jual Samsung Galaxy S25 Ultra dengan Harga Termurah
1. Apple (AAPL) – 25,76% dari Portofolio
Menguasai lebih dari seperempat total kepemilikan, Apple (AAPL) berdiri kokoh sebagai saham tunggal terbesar dalam portofolio Berkshire Hathaway. Keputusan Buffett untuk mulai membangun posisi signifikan ini pada tahun 2016 sempat mengejutkan sebagian investor, mengingat keengganannya di masa lalu untuk berinvestasi di sektor teknologi. Namun, ia tak ragu menjuluki Apple sebagai “mungkin bisnis terbaik yang saya kenal di dunia,” memuji kekuatan mereknya yang tak tertandingi, loyalitas pelanggan yang luar biasa, serta pendapatan berulang yang stabil dari ekosistem produk dan layanannya yang luas. Selain kesuksesan iPhone, segmen layanan Apple kini telah menjelma menjadi mesin keuntungan yang sangat tangguh. Program pembelian kembali sahamnya (buyback) juga secara efektif meningkatkan porsi kepemilikan Berkshire tanpa perlu melakukan akuisisi tambahan. Ditambah dividen yang konsisten dan arus kas bebas yang melimpah, Apple adalah contoh sempurna dari kriteria saham unggulan ala Warren Buffett.
2. American Express (AXP) – 15,77% dari Portofolio
American Express adalah salah satu investasi klasik Warren Buffett yang telah bertahan lama, berawal sejak era 1960-an. Ia pertama kali melakukan pembelian besar-besaran ketika perusahaan ini terpuruk akibat “skandal minyak salad” yang mengguncang. Namun, Buffett melihat lebih jauh, mengidentifikasi kekuatan merek yang tak tergoyahkan dan basis pelanggan kelas atas yang setia, yang secara kolektif menciptakan benteng ekonomi kokoh bagi perusahaan. Hingga kini, American Express tetap menjadi andalan utama Berkshire Hathaway, didukung oleh pertumbuhan laba yang stabil dan dividen yang terjamin. Jaringan pembayaran tertutupnya yang unik, serta penawaran kartu premium, menempatkannya pada posisi istimewa dalam industri jasa keuangan. Buffett sering memuji kualitas manajemen serta keunggulan kompetitif yang dimiliki American Express.
3. Coca-Cola (KO) – 11,07% dari Portofolio
Investasi Warren Buffett di Coca-Cola adalah salah satu kisah yang paling ikonik dalam dunia investasi. Ia mulai mengakumulasi saham perusahaan minuman raksasa ini pada tahun 1988 dan hingga kini masih mempertahankan kepemilikan lebih dari 400 juta saham. Kekuatan merek globalnya, jaringan distribusi yang tak tertandingi, serta penjualan miliaran porsi setiap hari, menjadikan Coca-Cola salah satu bisnis konsumen paling tangguh dan tahan lama di dunia. Perusahaan ini secara konsisten memberikan dividen yang stabil dan memiliki kemampuan luar biasa untuk mempertahankan harga produk bahkan di tengah tekanan inflasi tinggi. Buffett sering menggunakan Coca-Cola sebagai studi kasus dominasi merek yang mampu melampaui berbagai generasi.
Kompak, Rupiah Jisdor Menguat 0,79% ke Rp 16.109 per Dolar AS pada Kamis (14/8/2025)
4. Bank of America (BAC) – 10,19% dari Portofolio
Bank of America kini menjadi kepemilikan bank terbesar dalam portofolio Berkshire Hathaway. Investasi ini bermula dari kesepakatan strategis pada tahun 2011 di tengah krisis keuangan, ketika Berkshire membeli saham preferen dan waran perusahaan. Waran tersebut kemudian dikonversi menjadi saham biasa, yang secara efektif menjadikan Berkshire sebagai salah satu pemegang saham terbesar. Buffett memiliki keyakinan kuat terhadap kepemimpinan Bank of America dan stabilitas sistem perbankan AS secara keseluruhan. Fokus perusahaan pada efisiensi operasional, struktur modal yang kuat, serta komitmen untuk mengembalikan nilai kepada pemegang saham melalui dividen dan program pembelian kembali, menjadikannya pilihan ideal untuk portofolio jangka panjang Warren Buffett.
5. Chevron (CVX) – 7,67% dari Portofolio
Chevron telah menjadi kepemilikan signifikan dalam portofolio Berkshire sejak tahun 2022, ketika Buffett secara substansial meningkatkan investasinya di raksasa energi ini. Sebagai salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar di dunia, Chevron diuntungkan oleh model bisnisnya yang mencakup eksplorasi, pengilangan, hingga pemasaran produk. Bagi Buffett, Chevron menawarkan aliran kas yang stabil, dividen yang kuat, dan juga berfungsi sebagai perlindungan terhadap inflasi melalui eksposur terhadap harga energi global. Meskipun posisinya terkadang mengalami penyesuaian, Chevron tetap memegang peranan penting dan strategis dalam komposisi portofolio Berkshire Hathaway.
6. Occidental Petroleum (OXY) – 5,06% dari Portofolio
Occidental Petroleum merupakan investasi besar lainnya di sektor energi yang dipilih Warren Buffett. Berkshire mulai mengakumulasi sahamnya pada tahun 2019 melalui pembelian saham preferen yang turut mendukung akuisisi Anadarko Petroleum oleh Occidental. Kesepakatan tersebut juga memberikan waran untuk membeli saham biasa, yang telah digunakan Buffett untuk terus menambah kepemilikannya. Buffett secara terbuka memuji kepemimpinan CEO Vicki Hollub dan efisiensi operasional perusahaan yang mengesankan. Posisi kuat Occidental dalam produksi minyak serpih di AS dan fokusnya pada pengurangan utang, menjadikannya aset yang menarik untuk investasi jangka panjang Warren Buffett.
7. Moody’s (MCO) – 4,44% dari Portofolio
Hubungan Warren Buffett dengan Moody’s telah terjalin sejak pemisahan perusahaan ini dari Dun & Bradstreet pada tahun 2000. Saat ini, Moody’s berdiri sebagai pemimpin global terkemuka dalam layanan pemeringkatan kredit, riset, dan analisis risiko. Pangsa pasar yang dominan serta hambatan masuk yang tinggi dalam industrinya, telah menciptakan “moat” atau parit ekonomi yang lebar, melindungi bisnisnya dari persaingan. Pendapatan berulang yang konsisten dan margin laba yang tinggi menjadikan Moody’s sebagai penghasil keuntungan yang stabil. Perannya yang vital di pasar keuangan global memastikan permintaan akan jasanya tetap kuat, bahkan ketika ekonomi berfluktuasi.
Tonton: RI Targetkan Punya Pembangkit Nuklir, Kementerian ESDM Kejar Pembentukan NEPIO
8. The Kraft Heinz Company (KHC) – 3,83% dari Portofolio
Berkshire Hathaway pertama kali terlibat dengan Kraft Heinz pada tahun 2015 melalui kemitraan strategis dengan 3G Capital. Meskipun perusahaan ini menghadapi berbagai tantangan, seperti perubahan selera konsumen dan penurunan nilai beberapa merek, Kraft Heinz tetap menjadi salah satu produsen makanan kemasan terbesar di dunia. Warren Buffett mengakui bahwa kinerja investasi ini mungkin tidak seoptimal yang ia harapkan, namun ia tetap mempertahankan kepemilikan yang signifikan. Kraft Heinz terus menawarkan dividen yang konsisten dan memiliki portofolio merek rumah tangga yang dikenal luas dengan jangkauan pasar yang masif.
9. Chubb (CB) – 3,16% dari Portofolio
Chubb, perusahaan asuransi properti dan kecelakaan global, adalah entitas yang relatif baru dalam portofolio investasi Berkshire Hathaway. Warren Buffett secara khusus menyukai perusahaan asuransi yang dikelola dengan baik karena adanya “float” atau dana premi yang dapat diinvestasikan sebelum klaim dibayarkan. Diversifikasi bisnis Chubb yang luas, rekam jejak underwriting yang solid, dan pendekatan manajemen risiko yang disiplin, sangat selaras dengan filosofi inti bisnis asuransi Berkshire. Kehadiran globalnya yang kuat dan kemampuan menghasilkan laba yang konsisten menjadikan Chubb pilihan alami untuk portofolio yang berfokus pada nilai.
10. DaVita (DVA) – 2,08% dari Portofolio
DaVita, sebagai penyedia layanan dialisis ginjal terbesar di Amerika Serikat, telah menjadi bagian dari portofolio Berkshire Hathaway selama lebih dari satu dekade. Warren Buffett tertarik pada perusahaan ini karena permintaan yang stabil dan esensial atas layanannya. Industri dialisis memiliki hambatan masuk yang tinggi, dan DaVita memegang pangsa pasar terdepan yang kuat. Kemampuannya untuk menghasilkan arus kas yang stabil serta daya tahannya saat menghadapi resesi ekonomi, menjadikannya komponen yang andal dan strategis dalam diversifikasi portofolio Berkshire Hathaway.