ACES: Mampukah Bertahan di Tengah Badai Daya Beli & Persaingan?

Ussindonesia.co.id, JAKARTA – Di tengah gempuran tantangan ekonomi berupa pelemahan daya beli konsumen dan sengitnya persaingan di industri ritel, Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengambil langkah proaktif dengan merevisi turun target harga saham PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES). Prospek kinerja emiten ritel perlengkapan rumah tangga ini dinilai menghadapi tekanan signifikan.

Pada paruh pertama tahun 2025, ACES berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp4,26 triliun, meningkat tipis 3,24% secara tahunan (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang mencapai Rp4,13 triliun. Pertumbuhan penjualan ini hampir merata di seluruh segmen produk. Segmen perbaikan rumah, sebagai tulang punggung bisnis ACES, membukukan penjualan senilai Rp2,19 triliun pada semester I/2025, naik dari Rp2,14 triliun pada periode sebelumnya.

Tren positif juga terlihat pada segmen produk gaya hidup yang menyumbang penjualan Rp1,88 triliun, serta segmen produk permainan dengan capaian Rp190,10 miliar sepanjang Januari–Juni 2025. Namun, di balik pertumbuhan penjualan tersebut, ACES justru menghadapi penurunan laba bersih yang cukup signifikan. Laba perseroan tercatat sebesar Rp292,86 miliar pada semester I/2025, anjlok 19,92% YoY dari laba Rp365,76 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Abyan Habib Yuntoharjo, menjelaskan bahwa kenaikan pendapatan ACES di paruh pertama 2025 lebih banyak disumbangkan oleh strategi ekspansi pembukaan gerai baru, yang berkontribusi sekitar 6% terhadap total pendapatan. Ironisnya, di saat yang sama, kinerja penjualan di gerai yang sudah ada (same store sales growth/SSSG) ACES masih berada di zona negatif, yakni minus 2,9%.

Selain SSSG yang melemah, beban operasional ACES juga tumbuh lebih cepat daripada penjualan yang berhasil dibukukan. Ekspansi gerai baru yang masif turut memicu kenaikan beban, sehingga laba operasional perseroan pada paruh pertama 2025 merosot tajam 35,5% YoY menjadi Rp259 miliar. “Tekanan biaya datang dari sewa, gaji, distribusi, dan A&P, meski sebagian tertahan oleh pendapatan operasional lainnya,” tulis Abyan dalam risetnya yang dipublikasikan Selasa (19/8/2025).

Abyan memproyeksikan bahwa laba per saham (earnings per share/EPS) ACES pada tahun 2025 akan menyusut 21,8%. Hal ini disebabkan oleh kombinasi SSSG yang lesu dan margin kotor yang diperkirakan berada di level 45–46%. Meski demikian, pertumbuhan pendapatan ACES pada tahun ini akan tetap ditopang oleh rencana pembukaan 25–30 gerai baru, diimbangi dengan penutupan 17–19 gerai yang dinilai tidak produktif.

Dalam pertemuan dengan Mirae Asset, manajemen ACES mengindikasikan fokus ekspansi gerai baru akan diarahkan ke kota-kota lapis kedua dan ketiga. Sebaliknya, penutupan gerai akan lebih banyak dilakukan di kawasan Jakarta, terutama untuk toko-toko yang menunjukkan kinerja kurang optimal. Bahkan, ACES juga telah merevisi target pertumbuhan pendapatan setahun penuh 2025 dari sebelumnya di level mid single digit menjadi mid to low single digit, sejalan dengan realisasi pertumbuhan pendapatan 3,24% yang dicapai.

Lebih lanjut, prospek kinerja ACES diperkirakan akan semakin tertekan dengan kembalinya merek Ace Hardware ke pasar Indonesia melalui Grup MAP. Hal ini berpotensi meningkatkan persaingan di pasar ritel Tanah Air. Menimbang berbagai faktor tersebut, analis Mirae Asset merekomendasikan trading buy untuk saham ACES dengan target harga Rp550 per lembar, mencerminkan potensi kenaikan 20,61% dari harga ACES saat ini Rp456 per lembar.

“Kami menurunkan rekomendasi ACES, setelah hasil paruh pertama 2025 yang lemah dan outlook yang hati-hati. Selain itu, permintaan tetap lesu, sementara persaingan meningkat dari MDIY, ACE AS lewat Grup MAP, dan impor e-commerce,” pungkas Abyan, menyoroti tantangan ganda yang dihadapi ACES dari sisi permintaan domestik dan gejolak kompetisi.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Mirae Asset Sekuritas Indonesia merevisi turun target harga saham ACES karena tekanan kinerja akibat pelemahan daya beli dan persaingan. Meskipun penjualan semester I/2025 naik tipis 3,24% YoY, laba bersih justru anjlok 19,92% YoY. Kenaikan pendapatan terutama didorong ekspansi gerai baru, sementara same store sales growth (SSSG) masih negatif.

Laba per saham ACES diproyeksikan menyusut 21,8% di 2025 akibat SSSG lesu dan margin kotor yang diperkirakan rendah. Persaingan juga meningkat dengan kembalinya Ace Hardware melalui Grup MAP, serta impor e-commerce. Mirae Asset merekomendasikan trading buy untuk saham ACES dengan target harga Rp550 per lembar.