BI Targetkan QRIS Bisa Dipakai di China Akhir Tahun Ini

Bank Indonesia (BI) terus menunjukkan komitmen kuatnya dalam memperluas jangkauan penggunaan metode pembayaran digital QRIS ke kancah global. Langkah ambisius terbaru adalah target implementasi QRIS di China pada akhir tahun ini, menandai babak baru dalam konektivitas pembayaran lintas negara.

Sebelumnya, perluasan penggunaan QRIS telah merambah berbagai negara di luar ASEAN, termasuk Thailand, Malaysia, dan Singapura, serta Jepang. Di Jepang, masyarakat Indonesia kini dapat menggunakan QRIS di 35 merchant dengan memindai JPQR Global melalui aplikasi pembayaran domestik mereka. Ini merupakan langkah awal yang signifikan dalam memfasilitasi transaksi bagi pelancong Indonesia.

Menuju target implementasi di China pada penghujung tahun, BI telah melakukan uji coba atau sandboxing sejak 17 Agustus. Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, mengungkapkan optimisme terhadap capaian ini. “Mudah-mudahan, insyaallah akhir tahun kita bisa implementasi QR Indonesia-Tiongkok dua sisi, baik inbound maupun outbound,” kata Filianingsih dalam konferensi pers pada Rabu (20/8), menegaskan arah strategis perluasan QRIS.

Filianingsih juga menjelaskan perbedaan mendasar antara implementasi QRIS di Jepang dan China. Jika di Jepang QRIS baru diimplementasikan secara outbound—artinya Warga Negara Indonesia dapat menggunakan QRIS untuk bertransaksi di Jepang—maka di China, implementasi akan dilakukan secara inbound dan outbound. Artinya, selain WNI bisa menggunakan QRIS di China, warga China juga akan dapat menggunakan metode pembayaran berbasis QR mereka untuk bertransaksi di Indonesia.

Di tengah upaya perluasan ini, data menunjukkan pertumbuhan luar biasa dalam penggunaan pembayaran digital. Per Juli 2025, volume pembayaran digital melalui QRIS melonjak drastis mencapai 162,77 persen secara year-on-year (yoy). Secara keseluruhan, volume transaksi pembayaran digital di Indonesia juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 54,30 persen, mencapai 4,44 miliar transaksi.

Tidak hanya QRIS, volume transaksi melalui aplikasi mobile dan internet juga menunjukkan tren positif, masing-masing meningkat 26,07 persen yoy dan 12,68 persen yoy. Ini mengindikasikan adopsi luas teknologi pembayaran dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Dari sisi infrastruktur pembayaran, volume transaksi ritel yang diproses melalui BI-FAST turut tumbuh 37,56 persen yoy, mencapai 414,62 juta transaksi dengan nilai mencapai Rp 1.016,48 triliun sepanjang Juli 2025. Sementara itu, volume transaksi nilai besar yang diproses melalui BI-RTGS tercatat sebanyak 959,32 ribu transaksi, dengan nilai fantastis sebesar Rp 19.791,94 triliun. Dalam pengelolaan uang Rupiah, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) juga mengalami pertumbuhan 9,68 persen yoy, menjadi Rp 1.141,83 triliun.