Ciptadana Sekuritas Raih 4 Mandat IPO: Siap Listing 2026!

JAKARTA – PT Ciptadana Sekuritas Asia kini mengawal empat calon emiten yang tengah dalam proses untuk melantai di bursa melalui penawaran umum perdana saham (IPO). Yang menarik, salah satu dari calon emiten ini bahkan menggunakan laporan keuangan Desember 2025, mengindikasikan target IPO mereka baru akan terealisasi pada tahun 2026.

Direktur PT Ciptadana Sekuritas Asia, Oskar Harianto, mengungkapkan bahwa keempat perusahaan yang berada dalam jalur IPO tersebut bergerak di sektor transportasi dan manufaktur. Ia merinci, dari empat perusahaan tersebut, dua di antaranya masih memerlukan pembenahan internal yang lebih mendalam guna memastikan kesiapan optimal sebelum akhirnya memasuki pasar modal.

Ciptadana juga memantau dengan cermat performa emiten-emiten baru di pasar modal yang menunjukkan dinamika beragam; ada yang mampu bertahan kuat, namun tak sedikit pula yang menghadapi tekanan signifikan. Kondisi ini mempertegas urgensi seleksi yang lebih ketat terhadap calon emiten, terutama dengan adanya regulasi baru berupa POJK No. 13/2025. Peraturan ini mengatur tentang Pengendalian Internal dan Perilaku Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Penjamin Emisi Efek (PEE) dan Perantara Pedagang Efek (PPE).

Selain itu, tren suku bunga rendah yang berkelanjutan turut memengaruhi minat perusahaan untuk melakukan IPO. Dalam situasi seperti ini, opsi pendanaan melalui obligasi atau pinjaman perbankan kerap dianggap lebih menarik. Hal ini mendorong investor IPO menjadi lebih selektif, sehingga perusahaan dituntut untuk memperkuat fundamental, menyajikan valuasi yang realistis, serta menawarkan daya tarik yang solid agar dapat memikat minat pasar. Meski demikian, Ciptadana tetap optimistis bahwa strategi listing yang fleksibel dan berbasis fundamental dapat menyeimbangkan kondisi tersebut.

“Kesiapan laporan keuangan yang matang, valuasi yang realistis, dukungan penjamin emisi yang solid, serta narasi dan waktu yang tepat akan menjadi kunci utama untuk menjaga daya tarik IPO di tengah dinamika pasar,” tegas Oskar.

Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) secara konsisten mengedepankan aspek kualitas dalam menyaring calon emiten baru. Deputi Komisioner Pengawas Emiten, Transaksi Efek, dan Pemeriksaan Khusus OJK, I.B. Aditya Jayaantara, menjelaskan bahwa strategi OJK dalam proses IPO adalah menyeimbangkan antara kuantitas dan kualitas.

“Kami tidak hanya mengejar jumlah, tetapi juga kualitasnya. Peningkatan kualitas calon emiten bersama SRO seperti Bursa terus kami lakukan,” ujarnya.

OJK, misalnya, melalui regulasi mendorong fungsi dan peran lembaga penunjang pasar modal, seperti underwriter (penjamin emisi), untuk meningkatkan proses penyaringan atau uji tuntas. Hal ini secara spesifik tercantum dalam POJK No. 13/2025. “Melalui peraturan itu, sekuritas sebagai underwriter melakukan filtering, uji tuntas terhadap calon emiten, memberikan masukan, strategi harga, waktu masuk ke Bursa, dan berbagai aspek lainnya,” pungkas Aditya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

PT Ciptadana Sekuritas Asia saat ini tengah mempersiapkan empat calon emiten untuk Initial Public Offering (IPO), dengan salah satu target listing pada tahun 2026 menggunakan laporan keuangan Desember 2025. Keempat perusahaan tersebut bergerak di sektor transportasi dan manufaktur, dimana sebagian masih memerlukan pembenahan internal sebelum memasuki pasar modal.

OJK bersama SRO menekankan pentingnya kualitas calon emiten, menyeimbangkan antara kuantitas dan kualitas dalam proses IPO. Regulasi POJK No. 13/2025 mendorong peran underwriter dalam melakukan penyaringan dan uji tuntas terhadap calon emiten, termasuk memberikan masukan terkait strategi harga dan waktu masuk ke Bursa.