Ussindonesia.co.id – , JAKARTA — Bank Indonesia (BI) memproyeksikan penguatan signifikan pada perekonomian Indonesia di paruh kedua tahun 2025. Optimisme ini didasarkan pada kinerja ekspor yang stabil serta peningkatan substansial dalam permintaan domestik, yang juga akan didukung oleh ekspansi belanja pemerintah. Demikian disampaikan Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada Rabu (20/8/2025), menegaskan prospek positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Sebelumnya, pada kuartal kedua 2025, ekonomi nasional telah menunjukkan tren peningkatan dengan pertumbuhan mencapai 5,12 persen secara tahunan (yoy), melampaui capaian 4,87 persen pada kuartal sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini utamanya ditopang oleh geliat investasi yang kian membaik serta konsumsi rumah tangga yang meningkat seiring dengan mobilitas masyarakat yang lebih tinggi.
Selain itu, sektor ekspor barang dan jasa turut mencatat peningkatan yang signifikan. Kinerja positif ini terutama didorong oleh strategi front-loading ekspor ke Amerika Serikat dan juga lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara yang memberikan kontribusi vital. Hampir seluruh sektor usaha di Indonesia merasakan dampak positif dari pemulihan ini, dengan sektor industri pengolahan, perdagangan, serta informasi dan komunikasi menjadi penopang utama peningkatan aktivitas ekonomi.
Secara geografis, penguatan ekonomi tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia, namun Pulau Jawa tetap menjadi kontributor terbesar bagi pertumbuhan tersebut. Berdasarkan tren dan proyeksi ini, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2025 secara keseluruhan akan berada di atas titik tengah kisaran 4,6–5,4 persen, menandakan optimisme yang kuat terhadap fondasi ekonomi makro negara.
Untuk menjaga dan bahkan memperkuat momentum pertumbuhan ini, Gubernur Perry Warjiyo menekankan pentingnya sinergi dan koordinasi yang berkelanjutan antara BI dan pemerintah. Belanja pemerintah serta implementasi program-program prioritas nasional diharapkan dapat menjadi motor penggerak utama dalam memicu permintaan domestik. Dari sisi kebijakan, Bank Indonesia akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk mendukung pertumbuhan, menjaga inflasi tetap rendah, serta memastikan stabilitas nilai tukar rupiah.