Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan performa gemilang dengan menyentuh level tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) berkali-kali pada semester II/2025 ini. Namun, momentum positif ini turut dibayangi kekhawatiran akan aksi ambil untung atau profit taking yang berpotensi mengerem laju penguatan pasar.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG pada perdagangan Rabu (5/11/2025) berhasil ditutup melonjak 0,93% ke posisi 8.318,52. Sepanjang hari, pergerakan IHSG berada di kisaran 8.181 hingga 8.318. Total transaksi pada hari itu mencapai Rp18,16 triliun dengan 34,94 miliar saham diperdagangkan. Sebanyak 284 saham mencatatkan penguatan, 357 saham melemah, dan 168 saham stagnan, mendorong kapitalisasi pasar mencapai Rp15.157 triliun.
: Melirik Saham Blue Chips Usai IHSG Tembus Rekor ATH 8.300
Muhammad Wafi, Head of Research Korean Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), menjelaskan bahwa pasar saham Indonesia masih memiliki peluang untuk melanjutkan penguatan hingga akhir tahun, menyusul rekor all time high yang baru saja tercapai. Meskipun ada potensi koreksi jangka pendek, Wafi memproyeksikan IHSG dapat mencapai level 8.400-8.600 pada akhir tahun.
Wafi menambahkan, setelah rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025, perhatian pasar selanjutnya akan tertuju pada sejumlah katalis penting. Ini termasuk rebalancing indeks MSCI, realisasi dana bantuan sosial, serta berbagai stimulus pemerintah lainnya yang diharapkan dapat menopang pergerakan indeks.
Sementara itu, Tim Riset Phintraco Sekuritas turut menganalisis pergerakan teknikal IHSG yang menunjukkan sinyal positif. Secara teknikal, IHSG mengalami Golden Cross pada indikator MACD, dan indikator Stochastic RSI terlihat bergerak naik mendekati area overbought. Volume pembelian yang meningkat, ditopang oleh indikator A/D yang mengindikasikan adanya akumulasi, menambah optimisme pasar.
Phintraco Sekuritas memperkirakan bahwa IHSG berpotensi melanjutkan penguatan dan menguji level resistansi pada 8.350 untuk perdagangan esok hari, Kamis (5/11/2025). Meskipun demikian, mereka juga mengingatkan bahwa pengumuman tinjauan kuartalan indeks MSCI diperkirakan akan memicu fluktuasi pada indeks.
Efek Purbaya
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyoroti frekuensi IHSG mencapai all time high (ATH) yang signifikan sejak Purbaya Yudhi Sadewa diangkat sebagai Menteri Keuangan. Menurut Iman, IHSG telah menyentuh ATH sebanyak enam kali dalam periode tersebut, sebuah peningkatan drastis dibandingkan periode Januari hingga September 2025 yang hanya mencatatkan satu kali ATH.
Iman menegaskan bahwa persepsi pasar terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah saat ini sangat positif dan dinilai mendukung pertumbuhan ekonomi atau “pro growth“. Hal ini menjadi faktor kunci di balik penguatan indeks yang berkelanjutan.
Dari sisi penawaran, Iman melanjutkan, arus dana investor asing atau inflow kembali mengalir ke IHSG. Bulan lalu, tercatat net buy asing senilai Rp12,9 triliun, sebuah perbaikan signifikan dari kondisi sebelumnya yang mencatat net sell hampir Rp50 triliun. Selain itu, jumlah investor institusi asing juga meningkat drastis selama empat tahun terakhir, mencapai 23.000 investor dari posisi dua tahun lalu.
Iman menepis keraguan sebagian pihak yang menilai Indonesia tidak lagi menjadi magnet bagi investor saham asing. “Saya agak skeptis ya ketika orang bicara bahwa Indonesia tidak lagi menjadi pembicaraan bagi investor saham asing. Ternyata Indonesia tetap jadi pilihan,” pungkas Iman, menegaskan daya tarik investasi di pasar modal Tanah Air.
: IHSG Diproyeksi Lanjut Menguat, Cermati Saham ARTO hingga RATU
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
IHSG kembali mencetak rekor all time high (ATH) pada semester II/2025, mencapai 8.318,52 pada 5 November 2025. Momentum ini didorong oleh sentimen positif pasar dan data pertumbuhan ekonomi, namun diiringi kekhawatiran aksi profit taking. Analis memproyeksikan IHSG berpotensi mencapai level 8.400-8.600 pada akhir tahun, didukung oleh katalis seperti rebalancing indeks MSCI dan stimulus pemerintah.
Kinerja IHSG yang gemilang ini dikaitkan dengan kebijakan pemerintah yang dinilai pro growth, serta kembalinya arus dana investor asing (inflow). BEI mencatat adanya net buy asing senilai Rp12,9 triliun bulan lalu dan peningkatan jumlah investor institusi asing. Meskipun ada potensi fluktuasi akibat pengumuman tinjauan kuartalan indeks MSCI, pasar secara umum menunjukkan optimisme.