JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level psikologis 8.000 pada Kamis (28/8/2025), ditutup menguat 66,95 poin atau 0,84 persen menjadi 8.003,12. Pergerakan IHSG yang positif ini terjadi di tengah demonstrasi buruh yang berlangsung kondusif di berbagai wilayah Indonesia. Rentang pergerakan IHSG sepanjang sesi perdagangan tercatat antara 7.941 hingga 8.022.
Pengamat ekonomi, Ibrahim Assuaibi, menilai aksi demonstrasi buruh yang damai menjadi salah satu faktor pendorong penguatan IHSG. “Aksi demo buruh dan mahasiswa yang terjadi hari ini begitu kondusif, tidak anarkis, itu salah satu faktornya,” ujarnya. Ribuan buruh dari berbagai penjuru Indonesia turun ke jalan menyuarakan enam tuntutan utama.
Tuntutan tersebut meliputi: penghapusan outsourcing dan penolakan upah murah; penghentian Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan pembentukan satuan tugas khusus; reformasi pajak perburuhan yang mencakup kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) menjadi Rp 7,5 juta per bulan dan penghapusan pajak pesangon, THR, JHT, serta diskriminasi pajak terhadap perempuan menikah; pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) ketenagakerjaan tanpa omnibus law; pengesahan RUU perampasan aset untuk memberantas korupsi; dan revisi RUU Pemilu dengan mendesain ulang sistem Pemilu 2029. Ketua Partai Buruh sekaligus Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, menegaskan aksi tersebut berjalan damai dan kondusif. “Memang benar hari ini IHSG dan rupiah menguat (imbas faktor tersebut),” tegas Ibrahim.
Selain faktor internal berupa demonstrasi yang kondusif, Ibrahim juga menunjuk sentimen eksternal sebagai pendorong penguatan IHSG. Ekspektasi penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) turut memberikan pengaruh positif. “Dari eksternal: Presiden Bank Sentral Federal New York, John Williams, mengatakan pada Rabu bahwa suku bunga kemungkinan akan turun pada suatu saat. Tetapi, para pembuat kebijakan perlu melihat data ekonomi mendatang sebelum memutuskan apakah pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed 16–17 September merupakan keputusan yang tepat,” jelas Ibrahim. Dengan demikian, kombinasi faktor internal dan eksternal tersebut berkontribusi terhadap kinerja positif IHSG pada hari Kamis.
Ringkasan
IHSG berhasil menembus level 8.000 pada 28 Agustus 2025, ditutup menguat 0,84 persen menjadi 8.003,12. Kenaikan ini terjadi di tengah demonstrasi buruh yang berlangsung damai di berbagai wilayah Indonesia. Pengamat ekonomi menilai demonstrasi yang kondusif menjadi salah satu faktor pendorong penguatan IHSG.
Selain demonstrasi yang damai, sentimen eksternal juga berperan dalam penguatan IHSG. Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed memberikan dampak positif. Dengan demikian, kombinasi faktor internal (demonstrasi kondusif) dan eksternal (ekspektasi penurunan suku bunga The Fed) berkontribusi pada kinerja positif IHSG.