
Bisnis.com, JAKARTA — Jelang pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada jeda perdagangan (intraday) hari ini, Rabu, 19 November 2025, parkir di level 8.419,58 atau naik 0,69%. Kenaikan ini diikuti penguatan mayoritas indeks sektoral dan tematik di Bursa Efek Indonesia.
Data BEI mencatat pada periode ini Indeks LQ45 naik 0,9% ke posisi 851,13. Penguatan juga tampak pada IDX80 yang bertambah 0,92%. Indeks berorientasi keberlanjutan turut bergerak positif. SRI-KEHATI naik 0,67%, ESGSKEHATI bertambah 0,70%, dan ESGQKEHATI menguat 0,71%. Sementara itu, indeks saham syariah ISSI meningkat 0,87%, JII70 naik 0,51%, dan JII bertambah 0,50%.
Di sisi sektoral, energi menjadi pendorong utama pasar. IDXENERGY melonjak 1,94%, disusul sektor industri IDXINDUST yang naik 1,16%, serta sektor kesehatan IDXHEALTH yang menguat 1,12%. Sektor barang konsumen non-siklikal (IDXNONCYC) juga mencatat kenaikan 1,04%.
: BEI Siapkan Roadmap Kerek Minimum Free Float Saham 10%, Ini Rinciannya
Tercatat hanya beberapa indeks melemah terbatas. DBX turun 0,15% dan ABX melemah 0,24%. Sektor teknologi melalui IDXTECHNO relatif bergerak datar dengan penurunan tipis 0,03%.
Dalam periode ini, sebanyak 27,9 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp20,66 triliun. Sebanyak 338 saham menguat, 279 saham melemah, dan 189 saham stagnan. Kapitalisasi pasar mencapai Rp15.398 triliun.
: : Jadwal Rapat FOMC The Fed September-Desember 2025 Hingga Tahun 2026, Penentu Suku Bunga Acuan
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menjelaskan konsensus ekonom memperkirakan BI Rate hari ini akan ditetapkan pada level sama. Hal ini karena dari sisi nilai tukar rupiah yang masih melemah.
Pada pertemuan sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Oktober 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 4,75%. Perinciannya suku bunga tabungan alias deposit facility sebesar 3,75%, dan suku bunga pinjaman atau lending facility sebesar 5,50%
: : Strategi Manajer Investasi Sambut Window Dressing di Bursa Saham 2025
“Kemudian juga dari sisi The Fed yang kepastian pemangkasan suku bunganya sekarang 50:50, jadi ini mungkin BI agak sulit untuk memangkas suku bunga,” kata Martha, Rabu (19/11/2025).
U.S. DOLLAR / INDONESIAN RUPIAH – TradingView
Dia melanjutkan, apabila terjadi pemangkasan suku bunga, maka hal tersebut akan dilakukan pada akhir tahun ini, setelah adanya kepastian pemangkasan suku bunga The Fed di awal Desember.
Di sisi lain, Martha mencermati terjadi net buy pada pasar modal Indonesia. Menurutnya, telah terjadi net buy sebesar Rp3 triliun dan cukup baik dibandingkan net sell yang terjadi sebelumnya.
Akan tetapi, kata dia, kondisi berbeda terjadi di pasar obligasi. Martha mencermati net sell terjadi di pasar obligasi sehingga memberikan tekanan ke rupiah.
“Jadi memang sementara kan kalau market bonds itu memang jauh lebih besar ya daripada market saham. Jadi memang ketika ada penjualan yang cukup besar di surat utang, akhirnya ini kemudian berpengaruh ke pergerakan nilai tukar rupiah,” ujarnya.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, berdasarkan proyeksi para ekonom yang terhimpun dalam konsensus Bloomberg, mayoritas memproyeksikan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga di level 4,75% dalam RDG BI November 2025.
Sebanyak 28 dari 33 ekonom meyakini itu, sedangkan lima lainnya memprediksi BI Rate turun ke 4,50% atau sebesar 25 basis poin.