
Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Saham-saham teknologi yang tergabung di dalam indeks sektoral teknologi menjadi primadona pada tahun ini. Penguatannya bahkan jauh melebihi IHSG dengan melambung 155,76% sejak awal tahun (year-to-date/ytd).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks saham teknologi meroket 155,76% ytd per 18 November 2025. Sebagai perbandingan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode yang sama hanya menguat 18.11% ke level 8.361,92.
Associate Director of Investment and Research Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memperkirakan arah yang berbeda mungkin saja akan dialami oleh saham-saham teknologi. Namun, secara tren penguatan saham-saham teknologi ini diproyeksi terus berlanjut hingga tahun depan.
“Apakah menarik untuk mencermati saham-saham di indeks sektor teknologi, ya kalau kita perhatikan kenaikan paling besar terjadi pada dua saham teknologi,” kata Nico, Selasa (18/11/2025).
Sebagaimana diketahui, dua saham yang berada di indeks sektoral teknologi yaitu PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) telah mencetak penguatan 522,27% sejak awal tahun, dan PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) juga menguat 321,62% YTD. Saham DCII saat ini menjadi saham termahal di BEI dengan harga Rp261.975 per saham, sementara MLPT dihargai pada level Rp78.000 per saham.
Menurut Nico, kenaikan dua saham teknologi tersebut tak semata disebabkan oleh faktor fundamental saja, tetapi juga ada faktor-faktor lain yang membuat saham-saham tersebut mengalami kenaikan tinggi.
Pilarmas Investindo Sekuritas menyarankan investor sebelum masuk ke saham-saham teknologi, investor dapat fokus untuk melihat fundamental perusahaan, bisnis perusahaan, hingga potensi valuasi di masa yang akan datang.
Nico menuturkan hal-hal tersebut menjadi salah satu poin penting sebelum investor masuk ke saham-saham teknologi, meskipun saat ini harga saham maupun fundamental perusahaan tidak selalu sejalan.
“Tetapi kami yakin, harga saham pasti akan mencerminkan fundamental perusahaan cepat atau lambat,” ujarnya.
DCI Indonesia Tbk. – TradingView
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.