Menilik Potensi Gelaran IPO di Sisa 2025, Bakal Ramai atau Sepi?

Ussindonesia.co.id  JAKARTA. Menjelang akhir tahun, aksi penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) masih sepi. Sampai akhir Oktober 2025, baru ada satu perusahaan yang mengumumkan rencana IPO. 

Yakni, PT Pelayaran Jaya Hidup Baru. Di mana, calon emiten dengan kode saham PJHB ini berencana untuk menawarkan maksimal 480 juta saham atau setara dengan 25% dari modal ditempatkan dan disetor pasca IPO. 

Dalam masa penawaran awal alias bookbuilding, PJHB memasang harga di kisaran Rp 310–Rp 330 per saham. Dus, emiten pelayaran ini berpotensi meraup dana maksimal Rp 158,40 miliar. 

Perusahaan Logistik Pelayaran Jaya Hidup (PJHB) Akan IPO, Incar Dana Rp 158 Miliar

Berdasarkan pipeline Bursa Efek Indonesia (BEI) per 23 Oktober 2025, terdapat 13 perusahaan yang sedang mengantre untuk melakukan IPO. Mayoritas diisi oleh perusahaan dengan skala menengah dan besar. 

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna menjelaskan dari komposisi pipeline, hanya ada dua perusahaan yang menggunakan laporan keuangan per Juli 2025. 

Sisanya menggunakan laporan keuangan semester I-2025. Dengan begitu, Nyoman blilang mayoritas calon perusahaan tercatat yang berada dalam pipeline saat ini diperkirakan melaksanakan pencatatan sahamnya pada 2025. 

“Dengan catatan tidak terdapat concern terkait penawaran umum dan pencatatan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI mempertimbangkan perusahaan-perusahaan tersebut masih dalam review evaluator,” katanya, Jumat (23/10/2025). 

Nyoman memastikan pihaknya melakukan evaluasi pencatatan perusahaan tidak hanya dari sisi pemenuhan persyaratan pencatatan, tetapi dari sisi kinerja secara komprehensif agar kualitas emiten yang tercatat baik. 

“Kami berharap perusahaan yang saat ini berada di pipeline dapat memenuhi hal tersebut sehingga dapat memenuhi ekspektasi para pemangku kepentingan dan meramaikan IPO pada sisa akhir tahun ini,” ucap Nyoman. 

BEI Angkat Bicara Soal IPO BUMN pada Akhir 2025

Adapun sepanjang tahun berjalan ini, sudah ada dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 15,41 triliun. Salah satunya, PT Lotus Andalan Sekuritas yang membawa dua perusahaan untuk IPO di 2025. 

Sekadar mengingatkan, PT Lotus Andalan Sekuritas membantu proses IPO PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK) dan PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) sampai tercatat di bursa saham. 

Direktur Utama Lotus Andalan Sekuritas Wientoro Prasetyo menuturkan masih ada tiga perusahaan yang sedang berproses untuk IPO dari sektor migas, konsumer ritel dan ritel IoT. 

“Saat ini, yang sedang dalam pipeline Lotus Andalan Sekuritas ada tiga dan target untuk listing di 2026,” jelasnya saat dihubungi Kontan akhir pekan lalu.

Thomas Nugroho, Direktur Utama RHB Sekuritas Indonesia menjelaskan secara umum, jumlah hajatan IPO mungkin tidak akan melonjak secara signifikan untuk sisa tahun ini. 

Menilik Wacana BEI Mengubah Kriteria Minimum Free Float Bagi Perusahaan IPO

Namun dia tidak menutup kemungkinan, pasti ada perusahaan yang sudah siap dari sisi fundamental baik, bisnis jelas dan prospek pertumbuhan kuat yang akan tetap meluncur ke bursa saham untuk IPO. 

“Mayoritas emiten yang listing akan berpotensi lebih signifikan di 2026, ketika kondisi eksternal seperti suku bunga global, sentimen investor dan regulasi mulai lebih stabil,” kata Thomas. 

Harapan datang jika suku bunga global mulai turun, likuiditas keluar dari obligasi dan masuk ke saham bisa mendukung jumlah IPO. Menurutnya, ada sinyal positif bahwa ekspektasi ini muncul di Indonesia tahun depan.