Ussindonesia.co.id JAKARTA. Kabar baik menghampiri pasar keuangan! Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan performa yang menggembirakan pada perdagangan Selasa (25/11/2025). Data dari Bloomberg menunjukkan bahwa rupiah berhasil menguat 0,25% secara harian, mencapai posisi Rp 16.657 per dolar AS di pasar spot.
Sentimen positif ini juga tercermin dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI). Rupiah mencatatkan penguatan sebesar 0,25% secara harian, bertengger di level Rp 16.667 per dolar AS.
Menurut pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, optimisme pelaku pasar terhadap potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada pertemuan Desember menjadi katalis utama penguatan rupiah. Data ekonomi AS yang terus mengalir menjadi dasar keyakinan ini.
“Keyakinan ini diperkuat oleh komentar-komentar dovish dari para pejabat Federal Reserve yang membuka peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan bulan Desember,” jelas Ibrahim pada hari Selasa (25/11/2025).
Salah satu pernyataan penting datang dari Gubernur Fed Christopher Waller yang mendukung potensi penurunan suku bunga di bulan Desember. Pandangan ini sejalan dengan komentar Presiden Fed New York, John Williams, yang disampaikan pada Jumat sebelumnya.
Alasan di balik pertimbangan penurunan suku bunga ini adalah indikasi pelemahan di pasar tenaga kerja AS, seperti yang diungkapkan oleh Waller. Kondisi ini memberikan ruang bagi The Fed untuk mengambil kebijakan yang lebih akomodatif.
Saat ini, pasar memperkirakan probabilitas hampir 80% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin pada pertemuan bulan depan. Angka ini melonjak signifikan dari sebelumnya hanya 30% sebelum pernyataan para pejabat The Fed, menurut perangkat CME FedWatch. Ekspektasi ini tentu saja memberikan angin segar bagi rupiah.
Menjelang pengumuman kebijakan moneter The Fed, pelaku pasar kini tengah menanti rilis data ekonomi AS terbaru. Data-data ini akan menjadi petunjuk penting untuk mengukur arah kebijakan moneter selanjutnya.
“Indeks Harga Produsen (IHP) AS diperkirakan akan menunjukkan peningkatan sebesar 0,3% *month on month* (MoM) pada bulan September, sementara Penjualan Ritel diproyeksikan meningkat sebesar 0,4% MoM selama periode yang sama,” terang Ibrahim.
Melihat dinamika pasar saat ini, Ibrahim memproyeksikan bahwa pada perdagangan Rabu (26/11/2025), rupiah akan bergerak fluktuatif. Namun, ia memperkirakan rupiah akan ditutup melemah dengan perkiraan rentang pergerakan antara Rp 16.650 hingga Rp 16.700 per dolar AS.
Ringkasan
Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa (25/11/2025), didorong oleh optimisme pasar terhadap potensi penurunan suku bunga The Fed pada pertemuan Desember. Penguatan ini tercermin dari data Bloomberg dan Jisdor Bank Indonesia, yang menunjukkan rupiah menguat sekitar 0,25%.
Keyakinan akan penurunan suku bunga The Fed didasarkan pada data ekonomi AS yang melemah dan komentar dovish dari para pejabat The Fed, termasuk Gubernur Fed Christopher Waller. Pasar memperkirakan probabilitas tinggi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga, meskipun pelaku pasar tetap menantikan rilis data ekonomi AS terbaru untuk petunjuk lebih lanjut. Ibrahim Assuaibi memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan berikutnya.