Saham Lapis Dua Ungguli Bluechip: Rekomendasi MEDC, PTRO, dan Lainnya

Ussindonesia.co.id, JAKARTA – Performa saham lapis dua yang tergabung dalam indeks small medium cap (IDXSMC-LIQ) berhasil mencuri perhatian pelaku pasar tahun ini. Kinerjanya sejak awal tahun bahkan mengungguli saham-saham bluechip di indeks LQ45 dan IDX30, membuka peluang menarik bagi investor yang tengah memburu keuntungan.

Ekky Topan, seorang Investment Analyst dari Infovesta Utama, menyoroti bahwa saham-saham konstituen indeks ini, seperti MEDC hingga PTRO, dinilai memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi dengan valuasi yang relatif lebih terjangkau. Menariknya, dengan keluarnya dana asing dari saham-saham first liner atau bluechip sepanjang 2024–2025, saham lapis dua menjadi alternatif yang menarik bagi investor domestik maupun asing. Kepemilikan asing yang relatif kecil pada emiten-emiten ini menjadikan mereka lebih tahan terhadap tekanan jual asing, menawarkan stabilitas di tengah gejolak pasar.

“Untuk tahun depan, potensi pertumbuhan IDXSMC-LIQ masih terbuka lebar. Hal ini terutama didorong oleh banyaknya proyek ekspansi dari emiten-emiten di dalam indeks ini yang mulai memasuki fase monetisasi,” ujar Ekky kepada Bisnis, Senin (15/9/2025), mengindikasikan prospek cerah saham lapis dua ke depan.

Dalam daftar rekomendasi sahamnya, Ekky secara khusus menyoroti PT Medco Energi Tbk. (MEDC). Saham ini telah merangkak naik 11,82% sejak awal tahun hingga Jumat (12/9/2025). Menurutnya, MEDC masih sangat menarik dengan prospek pertumbuhan volume pasca-akuisisi Blok Corridor, didukung oleh harga minyak yang relatif stabil serta ekspansi strategis ke sektor energi terbarukan. Untuk MEDC, target jangka panjang dipatok di rentang Rp1.500–1.600.

Rekomendasi kedua adalah saham emiten terafiliasi Prajogo Pangestu, PT Petrosea Tbk. (PTRO), yang harganya melonjak impresif 40,09% sejak awal tahun. Ekky menilai PTRO memiliki momentum yang sangat positif pasca-akuisisi Grup Hafar, yang berhasil membuka pasar baru di sektor minyak dan gas (migas), sejalan dengan rencana perseroan untuk mengurangi ketergantungan terhadap batu bara. “Masih ada ruang untuk re-rating. Target jangka panjang PTRO kami pasang di level Rp4.700–5.000,” tegasnya.

Berikutnya, Ekky merekomendasikan saham PT Harum Energy Tbk. (HRUM). Emiten milik konglomerat Kiki Barki ini mendapatkan katalis positif dari langkah perseroan yang melakukan diversifikasi bisnis ke nikel dan ekspansi lini downstream. Perubahan arah bisnis ini diharapkan dapat memperluas basis pendapatan dan meningkatkan valuasi HRUM ke depan. Untuk HRUM, Ekky memasang target jangka panjang di rentang Rp1.400 hingga Rp1.500.

Tak hanya ketiga emiten tersebut, Ekky juga menambahkan bahwa saham-saham lain dalam indeks IDXSMC-LIQ seperti ESSA, SMRA, SMGR, JPFA, dan CTRA juga menunjukkan sinyal teknikal dan fundamental yang menjanjikan untuk melanjutkan penguatan dalam jangka menengah ke depan, memperkuat daya tarik investasi saham lapis dua.

Sejalan dengan optimisme ini, beberapa emiten konstituen IDXSMC-LIQ memang sedang bersiap melakukan ekspansi bisnis, di antaranya MEDC, PTRO, hingga PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS). Rencana ekspansi ini diharapkan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan kinerja fundamental di masa mendatang.

Mengutip data dari Bloomberg Terminal, konsensus analis mengestimasi pendapatan PGAS tahun ini akan tumbuh 0,25% dibandingkan pendapatan 2024, mencapai US$3,79 miliar. Pendapatan perseroan ditaksir melanjutkan pertumbuhan sebesar 2,27% menjadi US$3,88 miliar pada 2026. Dari sisi laba bersih, PGAS memang diproyeksi terpangkas 3,12% menjadi US$328,82 juta tahun ini, namun diperkirakan akan tumbuh 2,14% menjadi US$335,87 juta pada 2026. Sebanyak 10 dari 24 analis merekomendasikan ‘beli’ untuk PGAS, dengan target harga Rp1.785,76 dalam 12 bulan ke depan, mencerminkan potensial return 1,5%.

Untuk Medco Energi (MEDC), konsensus memproyeksikan pendapatan tahun ini akan terpangkas 6,40% menjadi US$2,24 miliar, dan baru akan tumbuh positif sebesar 4,90% menjadi US$2,35 miliar pada 2026. Sementara itu, laba bersih disesuaikan (net income ADJ) perseroan diestimasi terpangkas 48,87% menjadi US$172,92 juta pada tahun ini. Namun, proyeksi pertumbuhan signifikan sebesar 63,35% menjadi US$282,46 juta pada 2026 menjadi sinyal positif kuat. Sebanyak 18 dari 19 analis merekomendasikan ‘beli’ untuk MEDC dengan target harga senilai Rp1.673, mengindikasikan potensial return 35,5% dalam 12 bulan.

Sementara itu, PT Petrosea (PTRO) diperkirakan akan mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 12,77% menjadi US$779 juta pada tahun ini, dan berlanjut tumbuh 6,80% menjadi US$832 juta pada 2026. Meski laba bersih disesuaikan PTRO diproyeksi terpangkas 38,14% menjadi US$6 juta pada tahun ini, estimasi lonjakan fantastis sebesar 200% menjadi US$18 juta pada 2026 menunjukkan potensi pemulihan yang agresif. Menariknya, seluruh 5 analis yang memberikan penilaian untuk PTRO merekomendasikan ‘beli’ dengan target harga di Rp6.000, mencerminkan potensial return luar biasa sebesar 52,7%.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Saham lapis dua yang tergabung dalam indeks IDXSMC-LIQ menunjukkan kinerja yang mengungguli saham bluechip. Analis Infovesta Utama, Ekky Topan, menyoroti potensi pertumbuhan saham seperti MEDC dan PTRO dengan valuasi yang terjangkau, serta ketahanan terhadap tekanan jual asing. Prospek IDXSMC-LIQ juga didorong oleh proyek ekspansi emiten yang mulai memasuki fase monetisasi.

Ekky merekomendasikan MEDC, PTRO, dan HRUM karena prospek pertumbuhan volume, akuisisi strategis, dan diversifikasi bisnis. Selain itu, saham lain dalam indeks IDXSMC-LIQ seperti ESSA, SMRA, SMGR, JPFA, dan CTRA juga menunjukkan sinyal positif. Beberapa emiten, termasuk MEDC dan PTRO, sedang bersiap untuk ekspansi bisnis yang diharapkan mendorong kinerja fundamental.