PIKIRAN RAKYAT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka tertekan pada perdagangan awal pekan ini. Senin 1 September 2025 pagi, IHSG langsung merosot 2,69 persen atau turun 210,39 poin ke level 7.620,10. Beberapa menit kemudian, koreksi semakin dalam hingga anjlok 3,51 persen.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, nilai transaksi saham pagi ini mencapai Rp970,79 miliar dengan volume perdagangan 954 juta saham dalam 76.012 kali transaksi. Dari ribuan emiten, hanya 12 saham yang bergerak menguat, sementara 580 saham melemah dan 44 lainnya stagnan.
Sepekan sebelumnya, 25–29 Agustus 2025, IHSG juga tertekan dengan pelemahan tipis 0,36 persen ke level 7.830,49. Tekanan jual masih berlanjut di tengah meningkatnya gelombang demonstrasi di berbagai daerah sejak pekan lalu.
Menariknya, pergerakan IHSG yang melemah berbanding terbalik dengan aksi investor asing. Sepanjang pekan lalu, investor asing tercatat melakukan beli bersih (net buy) Rp1,5 triliun di seluruh pasar, termasuk Rp1,3 triliun di pasar reguler.
Gandeng Materai.ID, Bank Mandiri Perkuat Penerimaan Negara Lewat Layanan Pembelian e-Meterai
Saham yang paling banyak diburu asing adalah PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dengan nilai net buy Rp2,31 triliun. Namun, meski diminati investor asing, saham AMMN justru terkoreksi 8,72 persen dalam sepekan ke posisi Rp7.850 per saham. Disusul PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) Rp942,22 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp935,94 miliar, dan beberapa emiten besar lainnya.
Sementara itu, tekanan jual asing terbesar dialami oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencatat net sell Rp2,8 triliun. Imbasnya, saham BBCA turun 4,44 persen sepanjang pekan ke level Rp8.075 per saham. Saham-saham lain yang dilepas asing di antaranya PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Rp926,42 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp374,63 miliar.***