
Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah ke level 8.534,47 pada perdagangan hari ini, Selasa (25/11/2025). Sejumlah saham seperti PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) hingga bank jumbo lesu.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG dibuka di posisi 8.570,85 pada perdagangan hari ini. IHSG melemah 0,42% menuju ke posisi 8.534,47 pada pukul 09.05 WIB.
Pada awal perdagangan, IHSG bergerak di rentang terbawah 8.521,25 dan tertinggi 8.574,39. Adapun, kapitalisasi pasar alias market cap saat pembukaan mencapai Rp15.588 triliun.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, deretan saham dengan nilai transaksi saham tinggi di pasar dibuka melemah. Harga saham bank jumbo PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) misalnya melemah 0,5% saat pembukaan perdagangan. Saham bank jumbo lainnya PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga melemah 0,29%.
: IHSG Dibuka di Zona Merah, Turun 0,43% ke Level 8.532
Kemudian, harga saham BRMS melemah 1,46% dan PT Petrosea Tbk. (PTRO) melemah 0,76%. Selain itu, harga saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) turun 2,1%.
Pada perdagangan sebelumnya, Senin (24/11/2025), IHSG ditutup menguat sebesar 1,85% ke level 8.570,25 yang merupakan level all time high (ATH) baru.
Tim Riset Phintraco Sekuritas memperkirakan secara teknikal, IHSG berpeluang melanjutkan penguatan menuju level psikologis di 8.600.
Terdapat sejumlah sentimen yang menyertai pergerakan IHSG. Rupiah tengah menguat terhadap dolar AS, seiring penguatan mata uang Asia karena ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.
Pemerintah bersama otoritas pasar modal tengah melakukan kajian mendalam untuk menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Demutualisasi Bursa Efek, yang merupakan mandat dari Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).
RPP Demutualisasi akan menjadi dasar perubahan besar struktur kelembagaan BEI, dari yang selama ini bursa dimiliki sepenuhnya oleh anggota bursa, akan menjadi perseroan yang kepemilikannya dapat dimiliki lebih luas.
Sementara dari AS, investor akan menantikan kelanjutan dirilisnya data ekonomi yang sempat tertunda akibat adanya government shutdown beberapa waktu lalu.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.