Lonjakan harga emas Antam ditopang faktor global dan domestik

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga emas Antam menembus Rp 2,5 juta per gram, sekaligus mencetak rekor tertinggi baru sepanjang masa pada Senin (22/12/2025).

Mengutip laman Logam Mulia, harga dasar emas batangan ukuran 1 gram dibanderol Rp 2.502.000 pada Senin (22/12/2025), naik Rp 11.000 per gram dari hari sebelumnya.

Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha mengatakan kenaikan harga emas Antam didorong kombinasi faktor global dan doemstik. 

Dari global, kenaikan tersebut sejalan dengan lonjakan harga emas dunia yang berada di area tertinggi, sehingga pergerakan emas Antam turut mengikuti tren harga spot internasional. 

Selain itu, ekspektasi penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) turut menekan imbal hasil obligasi, yang pada akhirnya meningkatkan daya tarik emas sebagai aset investasi. Permintaan terhadap aset safe haven juga menguat di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global dan risiko geopolitik.

Harga Emas Antam Sentuh Rekor Rp 2,5 Juta, Analis Proyeksi Tren Berlanjut Hingga 2026

Andy menambahkan, aksi pembelian emas oleh bank sentral berbagai negara sebagai upaya diversifikasi cadangan devisa turut menopang harga emas. Dari sisi domestik, kecenderungan pelemahan nilai tukar rupiah membuat harga emas dalam denominasi rupiah mengalami kenaikan yang lebih cepat.

Ke depan, sentimen pendukung utama pergerakan emas berasal dari siklus pelonggaran suku bunga global, baik oleh The Fed maupun bank sentral utama lainnya, ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global yang belum mereda, permintaan struktural dari bank sentral yang tetap solid, serta risiko inflasi jangka panjang.

Namun, Andy mengingatkan adanya sejumlah faktor yang berpotensi menekan harga emas. Antara lain jika The Fed kembali mengambil sikap hawkish, penguatan dolar AS yang signifikan, serta meningkatnya selera risiko global yang mendorong reli kuat di pasar saham.

“Penguatan harga emas masih berpeluang berlanjut, namun lebih volatil,” kata Andy kepada Kontan, Senin (22/12/2025).

Skenario Harga Emas

Andy pun memproyeksikan pergerakan harga emas pada 2026 dalam sejumlah skenario. Secara global, dalam skenario dasar (base case), harga emas diperkirakan berada di kisaran US$ 3.800– US$ 4.300 per ons troi.

Pada skenario optimistis (bullish), harga emas dunia berpeluang melanjutkan kenaikan hingga mencapai area US$ 4.700–5.000 per ons. Sementara itu, dalam skenario pesimistis (bearish), harga emas diperkirakan mengalami koreksi ke rentang US$ 3.400– US$3.600 per ons.

Sejalan dengan proyeksi tersebut, Andy memperkirakan harga emas Antam pada 2026 akan bergerak di kisaran Rp 2,4 juta hingga Rp 3,0 juta per gram, dengan pergerakan yang sangat dipengaruhi oleh dinamika nilai tukar dolar Amerika Serikat serta pergerakan kurs rupiah.

Harga Emas Antam Rekor Tertinggi Baru Hari Ini (22/12), Masih Bisa Berlanjut?

Secara terpisah, Analis PT Finex Bisnis Solusi Future Brahmantya Himawan menyampaikan penguatan logam mulia ini mencerminkan kombinasi faktor fundamental yang semakin kondusif. Terutama meningkatnya ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) di tengah sinyal perlambatan inflasi dan melemahnya pasar tenaga kerja Amerika Serikat.

Data inflasi AS yang menunjukkan tren penurunan, disertai laporan ketenagakerjaan yang lebih lemah dari perkiraan, memperkuat keyakinan pasar bahwa The Fed memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut.

Dalam konteks ini, emas kembali mendapatkan daya tariknya, mengingat penurunan suku bunga akan mengurangi opportunity cost dalam memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti logam mulia. 

“Penurunan imbal hasil riil menjadi salah satu katalis utama yang mendorong aliran dana ke emas,” ujar Brahmantya kepada Kontan, Senin (22/12/2025).

Di luar faktor moneter, sentimen safe haven juga tetap menjadi penopang kuat bagi harga emas. Ketegangan geopolitik yang meningkat, khususnya konflik Israel–Iran serta memburuknya hubungan antara Amerika Serikat dan Venezuela, mendorong investor untuk mencari aset lindung nilai yang dinilai mampu mempertahankan nilai di tengah ketidakpastian global. 

Dalam kondisi seperti ini, emas kembali berfungsi sebagai aset perlindungan utama, baik terhadap risiko geopolitik maupun potensi volatilitas pasar keuangan.

Brahmantya bilang harga emas masih berpotensi menguat, dengan tren naik yang sangat kuat dan dominan ini. Fokus pasar dalam waktu dekat akan tertuju pada rilis data ekonomi AS lanjutan. Indeks Aktivitas Nasional Chicago The Fed untuk bulan September yang dirilis hari Senin dapat memberikan gambaran tambahan mengenai momentum pertumbuhan ekonomi AS. 

Sementara itu, data awal Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal ketiga AS yang akan dirilis pada hari Selasa dipandang krusial dalam membentuk ekspektasi lanjutan terkait arah kebijakan The Fed.

Apabila data PDB menunjukkan perlambatan yang lebih dalam dari perkiraan, hal tersebut berpotensi memperkuat narasi dovish Fed dan menjadi katalis tambahan bagi kelanjutan tren bullish emas. 

Rekor, Harga Emas Antam Naik Rp 11.000 Jadi Rp 2.502.000 Per Gram Hari Ini (22/12)

Sebaliknya, kejutan data yang lebih kuat dapat memicu konsolidasi harga dalam jangka pendek, meskipun tekanan penurunan diperkirakan masih terbatas selama ketidakpastian global dan ekspektasi pelonggaran moneter tetap mendominasi.

Brahmantya memprediksi harga emas dapat mencapai US$ 4.600 – US$ 5.000 per troi onsnya pada tahun 2026 mendatang.

Strategi Investasi Emas

Brahmantya merekomendasikan investor untuk berinvestasi emas melalui strategi buy and hold atau dengan cara mencicil pembelian emas batangan. Selain itu, investor juga dapat mempertimbangkan untuk mempelajari perdagangan emas melalui Kontrak Berjangka Emas dengan pendekatan buy follow trend.

Sementara itu, Andy menyarankan investor memanfaatkan emas sebagai instrumen diversifikasi portofolio dengan porsi ideal sekitar 5%–10%. Investor juga disarankan menerapkan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) guna menghindari risiko masuk di harga puncak.

Andy menekankan agar investasi emas diarahkan untuk jangka menengah hingga panjang, bukan untuk perdagangan agresif jangka pendek.

Selain itu, investor perlu mencermati sejumlah faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga emas. Seperti kebijakan moneter The Fed, arah pergerakan dolar AS dan nilai tukar rupiah, imbal hasil obligasi pemerintah AS, serta perkembangan dinamika geopolitik global.

Harga Emas Antam Diproyeksi Capai Rp 2,6 Juta Dalam Sepekan ke Depan