Investor Ritel Borong Saham Bank Raksasa Saat Koreksi?

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Fenomena menarik terjadi di pasar modal Indonesia, di mana tren koreksi pada saham-saham perbankan berkapitalisasi besar, atau sering disebut big banks atau big caps, justru menjadi magnet bagi investor individu. Strategi investasi ini tercermin jelas dari peningkatan signifikan jumlah pemegang saham individu di bank-bank raksasa tersebut sepanjang setahun terakhir.

Mengacu pada data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang diolah hingga 30 September 2025, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tampil sebagai pemimpin dalam pertumbuhan jumlah investor individu. Tercatat, kepemilikan saham individu BMRI mencapai 4,79 miliar lembar, melonjak tajam hingga 130,4% secara tahunan (Year-on-Year/YoY).

Saham Bank Big Caps Rebound, Cek Rekomendasi Sahamnya

Pertumbuhan masif ini didominasi oleh investor individu lokal, dengan peningkatan sekitar 130,7% YoY, menguasai 4,77 miliar lembar saham BMRI. Sementara itu, investor individu asing juga menunjukkan ketertarikan, tumbuh 68,52% YoY dengan kepemilikan 17,07 juta lembar saham. Fenomena peningkatan kepemilikan ini tidak lepas dari pergerakan harga sahamnya; BMRI tercatat sebagai saham bank big caps dengan koreksi terdalam, anjlok hampir 38% dalam kurun waktu setahun terakhir.

Meskipun saham bank big caps menunjukkan tren koreksi, potensi rebound dan valuasi menarik tampaknya menjadi daya tarik utama bagi investor. Sejalan dengan BMRI, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga tak luput dari bidikan investor individu. Dalam periode yang sama, jumlah pemegang saham individu BBCA mengalami kenaikan substansial sebesar 55,72% YoY, mencapai 8,29 miliar lembar saham.

  BBCA Chart by TradingView  

Dominasi kepemilikan investor individu lokal juga terlihat pada BBCA, dengan 7,98 miliar lembar saham, menunjukkan pertumbuhan impresif 59,15%. Pergerakan harga BBCA mencerminkan pola serupa dengan BMRI; saham bank swasta terbesar ini menjadi yang kedua dengan koreksi harga terdalam di antara bank big caps, telah terkoreksi 28,33% YoY. (Data ini dapat terlihat lebih jelas pada grafik BBCA yang sering dianalisis, seperti yang disediakan oleh TradingView).

Saham Sejumlah Bank Big Caps Sudah Meroket, Begaimana Kinerjanya?

Meskipun ada narasi tentang saham bank big caps yang ‘meroket’ di periode lain, data terkini menunjukkan bagaimana investor memanfaatkan momentum koreksi. Mengikuti jejak BMRI dan BBCA, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga tidak luput dari aksi beli investor individu. Masing-masing saham membukukan pertumbuhan investor individu sekitar 8,86% YoY dan 0,26% YoY.

Jumlah kepemilikan saham individu pada BBNI mencapai 2,47 miliar lembar, sedangkan BBRI tercatat sebesar 9,69 miliar lembar. Seperti halnya BMRI dan BBCA, kepemilikan saham pada kedua bank ini juga mayoritas didominasi oleh investor individu lokal, mengukuhkan tren kepercayaan domestik terhadap prospek perbankan nasional.

Ringkasan

Investor ritel memanfaatkan koreksi harga saham perbankan berkapitalisasi besar (big caps) dengan meningkatkan kepemilikan saham. Bank Mandiri (BMRI) mencatat pertumbuhan kepemilikan investor individu tertinggi, mencapai 130,4% YoY, didominasi oleh investor lokal. Koreksi harga saham yang dalam menjadi daya tarik utama bagi investor.

Selain BMRI, Bank Central Asia (BBCA), Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) juga mengalami peningkatan kepemilikan saham oleh investor individu. Mayoritas kepemilikan saham di keempat bank tersebut didominasi oleh investor lokal, menunjukkan kepercayaan terhadap sektor perbankan nasional meskipun terjadi koreksi harga.