
Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkuat transparansi pembentukan harga saham melalui penyajian Indicative Equilibrium Price (IEP) dan Indicative Equilibrium Volume (IEV) pada beberapa sesi perdagangan. Informasi ini menjadi acuan bagi pelaku pasar dalam membaca potensi harga pembukaan maupun penutupan, terutama pada mekanisme blind orderbook yang lazim digunakan saat pre-opening, pre-closing, dan call auction papan pemantauan khusus.
Dikutip dari laman KB Valbury Sekuritas, Selasa (25/11/2025), IEP merupakan informasi indikatif mengenai harga yang berpotensi menjadi harga transaksi pada suatu sesi, sedangkan IEV menunjukkan estimasi volume yang dapat diperjumpakan pada harga tersebut. Kedua indikator ini berfungsi sebagai panduan awal bagi investor untuk menilai keseimbangan penawaran dan permintaan sebelum harga benar-benar terbentuk.
Penyajian IEP dan IEV dinilai penting oleh analis pasar karena membantu mengurangi ketidakpastian, khususnya pada saham-saham yang memiliki likuiditas terbatas atau sedang berada dalam periode volatilitas tinggi. Informasi yang muncul secara real-time selama sesi berlangsung memberi pelaku pasar gambaran awal mengenai potensi arah harga.
: Investasi Saham di BEI, Cermati Makna 17 Notasi Khusus Penanda Kondisi Emiten
IHSG – TradingView
Regularit menilai bahwa mekanisme ini mampu meminimalkan lonjakan harga yang tidak wajar, sekaligus mempermudah investor mengeksekusi transaksi berdasarkan estimasi harga yang lebih rasional.
Cara Kerja IEP–IEV di Setiap Tahap
: : Memahami Right Issue, Merugikan atau Menguntungkan bagi Investor Saham?
Dalam sesi order collection, sistem baru menerima order beli dan jual yang masuk, lalu menghitung potensi harga keseimbangan. Jika terdapat order yang dapat diperjumpakan, IEP dan IEV mulai terbentuk. Bila tidak ada potensi matched, nilai IEP dan IEV tetap berada pada posisi nol hingga muncul order baru yang dapat saling mempertemukan permintaan dan penawaran.
Pergerakan harga indikatif dapat terus berubah hingga memasuki sesi random closing, yakni periode ketika sistem masih menerima order tetapi waktu penutupannya ditentukan secara acak. Ketika random closing triggered, investor tidak dapat lagi menambah, mengubah, atau menarik order. Proses serupa berlangsung hingga sesi matching order triggered, yang menghasilkan harga penutupan (close price) resmi.
: : Apa Itu MSCI, Daftar Saham dan Mengapa Penting Bagi Investor
Pada sesi post trading, investor masih dapat melakukan penyesuaian order mengikuti harga penutupan. Order yang tidak disesuaikan dan tidak berada pada harga penutupan akan ditarik otomatis oleh sistem.
Ilustrasi Pembentukan IEP–IEV:
BEI memberikan tiga ilustrasi untuk menggambarkan skenario pembentukan harga:
- Order berpotensi matched.
IEP dan IEV mulai muncul setelah order beli dan jual dapat diperjumpakan. Harga indikatif dapat bergerak seiring masuknya order baru hingga sesi random closing atau matching menghasilkan harga penutupan definitif.
- Order tidak berpotensi matched.
Dari sesi awal hingga akhir, tidak ada order yang saling mempertemukan harga, sehingga IEP dan IEV tetap 0. Penyesuaian hanya terjadi ketika investor mengubah order pada sesi post trading.
- Order dalam jumlah besar dan berpotensi matched.
Masuknya order besar dapat menggeser IEP–IEV secara signifikan. Selama sesi berlangsung, investor dapat mengubah harga order sehingga mempengaruhi harga indikatif dan volume kecocokan, hingga akhirnya harga final terbentuk pada sesi matching.
Bagi pelaku pasar, kemunculan IEP dan IEV menambah elemen analisis baru. Investor kini memiliki estimasi lebih jelas mengenai potensi harga pembukaan dan penutupan, terutama pada saham-saham yang rentan lonjakan pesanan besar menjelang akhir sesi.
—
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.