IHSG Terjun Bebas Awal September! Saham Big Banks Rontok?

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan perdagangan dengan performa yang kurang menggembirakan. Pada Senin (1/9/2025), IHSG ditutup melemah signifikan, anjlok 94,42 poin atau setara 1,21%, memposisikan diri di level 7.736,06. Penurunan tajam ini menandai tekanan jual yang kuat di pasar modal Tanah Air.

Sepanjang sesi perdagangan, kondisi pasar mencerminkan dominasi sentimen negatif, dengan 539 saham bergerak turun, jauh melampaui 171 saham yang menguat, dan 99 saham yang stagnan. Data ini dengan jelas menggambarkan besarnya aksi jual yang terjadi, menekan pergerakan indeks secara keseluruhan.

Saham Perbankan Besar Seragam Melemah

Tekanan terhadap IHSG semakin diperparah oleh kinerja kurang optimal dari kelompok saham perbankan berkapitalisasi besar atau yang dikenal sebagai “big banks“. Empat bank raksasa yang menjadi pilar indeks, yakni Bank Central Asia (BBCA), Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan Bank Negara Indonesia (BBNI), kompak mengakhiri perdagangan di zona merah.

Dari kuartet bank BUMN dan swasta tersebut, Bank Mandiri (BMRI) mencatatkan koreksi paling dalam, menunjukkan kerentanan terbesar di antara lainnya. Sementara itu, Bank Central Asia (BBCA) menjadi yang paling minim terkoreksi, relatif menahan tekanan jual. Penurunan seragam ini memberikan kontribusi signifikan terhadap kemerosotan IHSG, mengingat bobot sektor perbankan yang substansial dalam perhitungan indeks.

Berikut adalah rincian kinerja masing-masing saham big banks pada perdagangan Senin (1/9/2025), dari awal sesi hingga penutupan pukul 16:00 WIB:

  • BBCA: Ditutup di Rp 8.000, turun tipis 0,93% dari penutupan sebelumnya. Saham sempat menyentuh level tertinggi harian di Rp 8.050, menunjukkan upaya perlawanan.

  • BMRI: Berakhir di Rp 4.600, terkoreksi paling dalam dengan penurunan 2,75%. Sepanjang hari, saham ini sempat menyentuh level tertinggi Rp 4.670 sebelum ditekan jual secara masif.

  • BBRI: Menutup perdagangan di Rp 3.980, merosot 1,73% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu, menambah tekanan pada indeks.

  • BBNI: Berada di level Rp 4.320, melemah 1,37% dari hari sebelumnya, turut menambah daftar panjang saham yang terkoreksi.

Penurunan saham-saham perbankan besar ini memang menjadi faktor utama yang memperkuat tekanan jual terhadap IHSG. Para investor tampak cenderung melakukan aksi ambil untung setelah reli yang terjadi sebelumnya, ditambah lagi dengan adanya sentimen eksternal yang terus membayangi dan menciptakan ketidakpastian di pasar global. Kombinasi faktor internal dan eksternal ini menjadi pemicu utama koreksi yang terjadi pada perdagangan hari ini.