Saham Bank BUMN Kompak Melemah Senin (1/9/2025), BMRI Catat Penurunan Terdalam

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Pasar modal Indonesia mengawali bulan September 2025 dengan sentimen negatif, terbukti dari pergerakan harga saham bank-bank pelat merah yang kompak merosot ke zona merah pada penutupan perdagangan Senin (1/9/2025).

Empat emiten perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar di Indonesia, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Bank Tabungan Negara (BBTN), secara serentak mengalami koreksi harga. Penurunan kolektif ini sejalan dengan melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melorot 1,21% ke level 7.736 pada hari yang sama, menunjukkan adanya tekanan jual yang meluas di pasar.

IHSG Melorot 1,21% ke 7.736 pada Senin (1/9/2025), ARTO, KLBF, MAPA Top Losers LQ45

Ringkasan Pergerakan Saham Bank Pelat Merah

Selama kurang lebih tujuh jam sesi perdagangan, performa masing-masing saham bank BUMN tercatat bervariasi namun dalam tren penurunan:

  • Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengakhiri perdagangan di level Rp 3.980 per saham, mencatatkan pelemahan sebesar 1,73% dari harga penutupan sebelumnya. Sepanjang hari, BBRI sempat menyentuh level tertinggi Rp 4.010 sebelum akhirnya terkoreksi kembali.

  • Penurunan paling signifikan dicatatkan oleh saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Harga BMRI ditutup pada Rp 4.600 per saham, anjlok 2,75% dibandingkan penutupan sebelumnya, menjadikannya koreksi terdalam di antara keempat bank pelat merah. Di awal perdagangan, BMRI sempat mencapai level puncak intraday di Rp 4.670.

  • Sementara itu, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menunjukkan koreksi paling dangkal. BBNI berada di level Rp 4.320 per saham, turun tipis 1,37% dari penutupan sebelumnya.

  • Tren pelemahan juga melanda saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), yang ditutup pada level Rp 1.280 per saham, melemah 1,54% dari posisi penutupan di hari sebelumnya.

BBTN Chart by TradingView

Kompaknya pelemahan harga saham bank-bank BUMN ini secara jelas mengindikasikan adanya tekanan jual yang kuat pada sektor perbankan di awal pekan pertama September. Meskipun masing-masing emiten sempat menunjukkan kekuatan dengan mencatatkan level tertinggi intraday, dominasi tekanan jual menjelang penutupan sesi perdagangan membuat harga berbalik arah dan mengakhiri hari di zona negatif.