Marketing Sales Emiten Properti Milik Aguan Terkontraksi, Cek Rekomendasi Sahamnya

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Emiten properti milik Sugianto Kusuma, yang akrab disapa Aguan, menghadapi tantangan di paruh pertama 2025. Pendapatan prapenjualan atau marketing sales mereka mengalami kontraksi yang signifikan, mencerminkan dinamika pasar yang lebih selektif.

Secara rinci, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) melaporkan marketing sales sebesar Rp 1,2 triliun untuk periode Januari-Juni 2025. Angka ini menunjukkan penurunan drastis dibandingkan capaian Rp 3,3 triliun pada semester I 2024. Meskipun demikian, PANI menunjukkan pemulihan di kuartal II 2025, dengan marketing sales yang melesat 50% dibandingkan kuartal sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap produk komersial seperti rukan, ruko, SOHO, serta hunian premium yang menjadi daya tarik utama di kawasan PIK2.

Sugianto Kusuma, Presiden Direktur PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk, menjelaskan bahwa pola pembelian properti sepanjang semester I 2025 memperlihatkan kecenderungan konsumen yang lebih hati-hati dan selektif dibandingkan tahun sebelumnya. “Dibandingkan semester pertama 2024, capaian pra-penjualan tahun ini mencerminkan penyesuaian yang wajar seiring dinamika pasar,” ujarnya dalam keterbukaan informasi pada 8 Agustus 2025. Menurut Aguan, kondisi ini lebih disebabkan oleh sikap konsumen yang menunda pembelian, menanti waktu yang tepat. Meskipun demikian, ia optimis, “peluncuran beberapa produk unggulan di kuartal kedua telah menunjukkan bahwa minat pasar perlahan kembali bergerak positif.”

PANI Kantongi Marketing Sales Rp 1,2 Triliun di Semester I 2025

Tak hanya PANI, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) juga mencatatkan penurunan kinerja. Marketing sales CBDK di semester I-2025 tercatat sebesar Rp 294 miliar, merepresentasikan 15% dari target tahunan perseroan sebesar Rp 2 triliun. Angka ini sedikit lebih rendah dari raihan marketing sales CBDK di tahun 2024 yang mencapai Rp 2,1 triliun.

Menanggapi hal ini, Presiden Direktur CBDK Steven Kusumo mengakui bahwa kondisi pasar properti saat ini memang cenderung lebih selektif. “Sehingga, perseroan terus berkomitmen untuk menghadirkan produk berkualitas yang selaras dengan kebutuhan pelanggan dan perkembangan kawasan PIK2,” tegasnya dalam keterangan resmi pada 8 Agustus 2025.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, menganalisis bahwa kontraksi marketing sales PANI dan CBDK di semester I 2025 utamanya disebabkan oleh kehati-hatian konsumen di tengah tekanan makroekonomi dan suku bunga yang masih relatif tinggi. Ia menambahkan, menurunnya daya beli masyarakat dan pengeluaran kelas menengah membuat prioritas bergeser ke kebutuhan esensial, mengurangi belanja besar seperti aset properti. Liza juga memperkirakan, “Penurunan marketing sales kemungkinan tercermin negatif di laporan keuangan interim semester I 2025 mereka yang sedang diaudit dan ditargetkan dirilis paling lambat 30 September 2025.”

Prospek Kinerja dan Rekomendasi Saham

Melihat ke depan, Aguan menyatakan PANI akan melanjutkan ekspansi berkelanjutan, didukung cadangan lahan seluas 1.845 hektare dan progres pembangunan proyek yang terus berjalan. Dalam upaya memenuhi beragam kebutuhan pelanggan, PANI telah meluncurkan tiga produk terbaru. Produk-produk tersebut meliputi Rukan Pasar Milenial yang dinamis untuk pelaku bisnis lokal, One Business Park sebagai ruang multifungsi strategis untuk bekerja dan tinggal, serta Exclusive Designer Series at Okinawa, yang menawarkan hunian premium bergaya Jepang dengan suasana eksklusif di tepi danau.

Suku Bunga Melandai, Prospek PANI dan CBDK Bisa Wangi

Sementara itu, CBDK juga tetap optimistis dapat mencapai target marketing sales tahun 2025, terutama dengan land bank seluas 698 hektare yang dimilikinya. Steven Kusumo meyakini, “Produk Rukan Pasar Milenial diharapkan bisa menjadi katalis bagi pertumbuhan usaha lokal dan menciptakan ekosistem ekonomi baru yang berkelanjutan di tengah kawasan PIK2 yang terus berkembang dinamis.”

Liza Camelia Suryanata memperkirakan bahwa kinerja kedua emiten properti ini berpotensi mengalami perbaikan di masa mendatang, terutama PANI. Sentimen positif yang akan mendorong kinerja PANI berasal dari lonjakan penjualan segmen komersial hingga 145% secara kuartalan dan peningkatan penjualan segmen hunian tapak sebesar 76% secara kuartalan, serta kontribusi lahan komersial yang stabil. Untuk CBDK, meskipun konsumen masih cenderung selektif, cadangan lahan perseroan yang hampir 700 hektare diharapkan dapat menopang target pendapatan di semester II.

Sentimen positif bagi PANI dan CBDK secara keseluruhan meliputi pemulihan kinerja kuartalan, integrasi kawasan PIK2 yang semakin matang, dan ketersediaan bank tanah yang luas. Namun, sentimen negatif yang perlu diwaspadai adalah tingginya suku bunga, valuasi saham yang terbilang mahal, serta harga properti yang tinggi. Melansir data RTI, rasio price to earnings ratio (PER) PANI mencapai 1.387,7x dan price to book value (PBV) sebesar 12,91x. Sementara itu, PER CBDK sebesar 64,89x dan PBV 4,5x. Sayangnya, Liza belum memberikan rekomendasi saham spesifik untuk PANI maupun CBDK.

Berbeda dengan Liza, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memberikan pandangannya terkait pergerakan saham kedua emiten. Untuk PANI, ia melihat level support di Rp 15.475 per saham dan resistance di Rp 16.000 per saham. Herditya merekomendasikan buy on weakness untuk saham PANI, dengan target harga antara Rp 17.275 hingga Rp 18.250 per saham.

Sementara itu, saham CBDK diproyeksikan bergerak di level support Rp 5.825 per saham dan resistance Rp 6.075 per saham. Herditya menyematkan rekomendasi trading buy untuk CBDK, dengan target harga antara Rp 6.250 hingga Rp 6.525 per saham.