JAKARTA – PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia, mengumumkan rencana strategis untuk memperkuat struktur permodalan dan mendukung ekspansi usahanya. Perseroan berencana menerbitkan instrumen keuangan berupa obligasi dan sukuk dengan nilai pokok maksimal mencapai Rp 3 triliun.
Penerbitan tersebut secara spesifik akan meliputi Obligasi IV BSD senilai maksimal Rp 2 triliun dan Sukuk Ijarah I dengan nilai maksimal Rp 1 triliun. Aksi korporasi ini mencerminkan komitmen BSDE dalam diversifikasi pendanaan untuk mendukung visi jangka panjangnya.
Direktur BSDE, Hermawan Wijaya, menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan langkah krusial. Dana yang diperoleh akan dialokasikan untuk membiayai pengembangan infrastruktur dan kota di BSD City, serta untuk memperkuat modal kerja perseroan di masa depan. Ini menunjukkan fokus BSDE pada pertumbuhan berkelanjutan dan peningkatan nilai properti di kawasan-kawasan yang dikembangkannya.
Pada tahap pertama penerbitan, BSDE menargetkan perolehan dana sebesar Rp 1 triliun, yang akan terdiri dari Rp 500 miliar obligasi konvensional dan Rp 500 miliar sukuk ijarah. Instrumen keuangan ini telah mendapatkan pengakuan positif dari pasar, terbukti dengan perolehan peringkat idAA untuk obligasi dan idAA (Syariah) untuk sukuk dari lembaga pemeringkat terkemuka, Pefindo. Ini menegaskan posisi keuangan BSDE yang solid dan kredibilitasnya di mata investor.
Hermawan menambahkan, proses book building yang berakhir pada 4 September 2025 lalu, telah mendapatkan tanggapan yang sangat positif dari para investor. “Tanggapan positif dari investor ini adalah indikasi kuat kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan BSDE dan rencana strategis kami,” ungkap Hermawan pada Senin (8/9), menunjukkan optimisme perseroan terhadap keberhasilan penawaran ini.
Obligasi BSDE direncanakan akan dicatatkan di bursa pada 24 September 2025. Penawaran ini menghadirkan beragam seri dengan indikasi tingkat pengembalian yang kompetitif: Seri A (3 tahun) diproyeksikan pada 6,00%–6,75%, Seri B (5 tahun) pada 6,25%–7,00%, dan Seri C (7 tahun) pada 6,75%–7,50%. Struktur ini memberikan fleksibilitas bagi investor dengan preferensi jangka waktu yang berbeda.
Lebih lanjut, Hermawan menyoroti dampak positif dari kebijakan penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia terhadap sektor properti. Menurutnya, biaya pinjaman yang lebih rendah diharapkan dapat meningkatkan keterjangkauan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), sehingga memperkuat daya beli konsumen dan mendorong permintaan terhadap produk residensial primer BSDE.
“Suku bunga KPR yang lebih terjangkau akan membuat kepemilikan rumah semakin mudah diakses, khususnya bagi pembeli rumah pertama. Hal ini akan memperluas basis pelanggan potensial kami sekaligus mendukung meningkatnya permintaan terhadap pengembangan kota mandiri unggulan kami,” tutur Hermawan, menggarisbawahi bagaimana kondisi pasar yang kondusif dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan penjualan properti.
Dari sisi kinerja keuangan, BSDE menunjukkan performa yang kuat. Pada semester I-2025, perseroan berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 6,39 triliun. Pendapatan tersebut didominasi oleh penjualan unit rumah, lot tanah, dan strata title yang mencapai Rp 5,55 triliun, atau setara dengan 86,81% dari total pendapatan usaha. Ini menunjukkan kekuatan bisnis inti BSDE dalam pengembangan properti residensial dan komersial.
Kontribusi pendapatan usaha ini sebagian besar, yakni 87%, berasal dari pendapatan pengembangan (residensial, komersial, dan lot tanah), sementara 13% sisanya berasal dari pendapatan berulang (recurring income) seperti pengelolaan gedung, sewa, dan layanan lainnya. Diversifikasi ini menunjukkan model bisnis BSDE yang tangguh, tidak hanya mengandalkan penjualan properti tetapi juga memiliki aliran pendapatan yang stabil.
Untuk kinerja laba bersih konsolidasian, BSDE berhasil mencatatkan angka impresif sebesar Rp 1,29 triliun hingga semester I–2025, menegaskan efisiensi operasional dan profitabilitas perseroan di tengah dinamika pasar.
Ringkasan
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) berencana menerbitkan obligasi dan sukuk senilai maksimal Rp 3 triliun untuk memperkuat struktur permodalan dan mendukung ekspansi usaha. Penerbitan ini meliputi Obligasi IV BSD senilai maksimal Rp 2 triliun dan Sukuk Ijarah I dengan nilai maksimal Rp 1 triliun, yang sebagian dananya akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur dan kota di BSD City.
Pada tahap awal, BSDE menargetkan perolehan dana Rp 1 triliun, terdiri dari obligasi dan sukuk masing-masing Rp 500 miliar. Obligasi ini telah mendapatkan peringkat idAA dari Pefindo dan akan dicatatkan di bursa pada 24 September 2025. Respons positif dari investor menunjukkan kepercayaan terhadap prospek pertumbuhan BSDE, didukung juga oleh kinerja keuangan yang solid pada semester I-2025.