Rotasi Sektor Pasar Modal 2025: Saham Teknologi & Infrastruktur Ungguli Energi

Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Pasar modal Indonesia tengah menyaksikan fenomena rotasi sektor yang dramatis. Setelah terpuruk sepanjang 2024, kinerja saham sektor teknologi dan infrastruktur berhasil berbalik arah secara signifikan pada 2025, menenggelamkan dominasi saham energi yang sebelumnya perkasa. Data menunjukkan, indeks teknologi (IDXTECHNO) yang pada 2024 terkoreksi 9,87% kini melesat 120,84% year to date (YtD) hingga 11 Agustus 2025. Senada, indeks infrastruktur (IDXINFRA) yang sempat turun 5,81% di tahun sebelumnya, kini menguat 27,89% YtD.

Pergeseran ini mengukuhkan kembali dinamika pasar modal yang terus berubah. Direktur Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menjelaskan bahwa rotasi sektor saham adalah keniscayaan yang menyesuaikan dengan roadmap business plan pemerintah. Namun, ia menambahkan, rotasi ini juga sangat dipengaruhi oleh ekspansi perusahaan dan valuasi yang menarik, terutama saat saham-saham bluechip besar kesulitan bergerak naik akibat sentimen kurang menguntungkan. Fenomena ini lantas mendorong investor beralih ke saham lapis kedua dan ketiga sebagai pilihan yang lebih menjanjikan.

Kontras dengan kinerja saham teknologi dan infrastruktur yang melesat, sektor energi menunjukkan pergerakan yang lebih lambat. Pada penutupan perdagangan hari ini, IDXENERGY memang ditutup di zona hijau, menguat 0,92% ke posisi 3.061,98. Meskipun demikian, sejumlah saham unggulan di sektor ini, seperti DSSA yang mencatat pertumbuhan tertinggi sepanjang 2024, hari ini justru mengalami kontraksi 0,71% ke level Rp83.600. Senasib, DWGL juga turun 0,86% ke posisi Rp230 per saham, menunjukkan bahwa momentum kuat sektor energi dari tahun sebelumnya mulai mereda.

Kenaikan pesat IDXTECHNO memang selaras dengan pertumbuhan fantastis saham-saham anggotanya sepanjang 2025. Nico Demus menyoroti beberapa contoh, seperti saham WIFI yang sudah meroket 560,98%, DCII melesat 560,93%, dan IRSX yang melayang 274,19%. Kondisi serupa juga terlihat pada saham-saham infrastruktur; CDIA melambung 715,79%, sementara KRYA terbang 400%. Nico berpandangan bahwa sentimen sektoral mungkin kurang kuat, namun sentimen terhadap perusahaan individual yang jauh lebih mendominasi pergerakan ini.

Sebagai contoh nyata, Nico menjelaskan, WIFI berhasil mengukir kenaikan luar biasa karena fokusnya pada ekspansi Fiber To The Home (FTTH). Selain itu, sosok di balik manajemen WIFI turut menjadi katalis positif yang signifikan. Informasi lebih lanjut mengungkapkan bahwa investor pengendali PT Investasi Sukses Bersama menambah kepemilikan saham WIFI sebanyak 30.095.800 saham pada 8 Agustus 2025 lalu. Dengan harga Rp2.880 per saham, total dana yang digelontorkan untuk penambahan ini diperkirakan mencapai Rp86,68 miliar, menandakan kepercayaan besar pada potensi perusahaan.

Selain sektor teknologi dan infrastruktur yang berjaya, beberapa indeks saham sektoral lainnya masih tertekan pada 2025. IDXFINANCE hanya naik 1,72% YtD, sementara IDXNONCYC terkoreksi 3,44% YtD, dan IDXCLIC turun 5,58% YtD. Nico menjelaskan bahwa sektor konsumer saat ini menghadapi tekanan akibat penurunan daya beli dan konsumsi masyarakat. Sementara itu, sektor finansial terpengaruh oleh kondisi bank-bank dengan kapitalisasi pasar besar yang sedang tertekan, salah satunya akibat sentimen “koperasi merah putih” dan melambatnya kinerja perbankan secara umum. Oleh sebab itu, banyak pelaku pasar dan investor mulai mencari sektor lain yang dianggap jauh lebih menguntungkan.

Melihat potensi rotasi sektor lanjutan di kuartal IV/2025, Nico Demus menilai bahwa sektor energi tetap menjadi salah satu yang menjanjikan, di samping teknologi, basic material, dan infrastruktur. “Kami masih senang dengan teknologi, energi, basic material, dan infrastruktur. Tiga di antaranya memiliki bobot yang cukup besar di IHSG,” tegasnya. Dengan mempertimbangkan fluktuasi pergerakan saham antar sektoral ini, Nico menyarankan kepada investor untuk benar-benar mencermati kinerja perusahaan, sentimen global maupun dalam negeri di setiap sektor dan saham, narasi yang dibangun, fundamental perusahaan, ekspektasi, serta sosok di balik perusahaan tersebut. Momentum juga menjadi faktor krusial yang tidak boleh diabaikan dalam mengambil keputusan investasi saham.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.