Ussindonesia.co.id – JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) semakin menggenjot kapasitas produksi nikel dalam bentuk mixed hydroxide precipitate (MHP) melalui serangkaian smelter nikel mutakhirnya. Langkah strategis ini diwujudkan melalui anak usahanya, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA), yang tengah mengembangkan tiga fasilitas smelter nikel berteknologi high pressure acid leach (HPAL). Dari ketiga smelter tersebut, satu di antaranya, yaitu smelter yang dikelola oleh PT ESG New Energy Material, telah aktif beroperasi dan menunjukkan hasil produksi yang signifikan.
Smelter nikel ESG, khususnya Train A yang memulai operasionalnya sejak Desember 2024, telah menunjukkan peningkatan produksi nikel MHP yang impresif. Pada kuartal II-2025, produksi melonjak menjadi 6.080 ton, meningkat signifikan dari 4.569 ton pada kuartal I-2025. Dengan demikian, total produksi nikel MHP dari smelter ini selama paruh pertama tahun telah mencapai 10.649 ton. Pencapaian ini menempatkan perseroan pada jalur yang tepat untuk mencapai target produksi tahunan 25.000–30.000 ton nikel MHP, di mana hasil paruh pertama ini sudah memenuhi 42,60% dari target minimal tersebut.
Seiring dengan lonjakan produksi nikel, volume penjualan nikel MHP juga turut menanjak, mencapai 9.465 ton pada kuartal II-2025. Tom Malik, General Manager Corporate Communication MDKA, menegaskan bahwa performa ini memberikan kontribusi positif yang substansial terhadap kinerja keseluruhan perusahaan. Ia merinci, “Total produksi nikel MHP sebanyak 9.465 ton tersebut berhasil dijual dengan harga jual rata-rata (ASP) US$ 12.266 per ton, dengan biaya tunai sebesar US$ 8.995 per ton setelah memperhitungkan kredit kobalt.” Dari perhitungan ini, MDKA berhasil membukukan margin kas sebesar US$ 3.271 per ton nikel MHP, yang mengindikasikan proyeksi total margin kas dari penjualan nikel MHP selama paruh pertama tahun ini mencapai US$ 30,96 juta.
Pemegang Saham Petrosea Melepas 240 Juta Saham PTRO untuk Mengerek Free Float
Prospek produksi nikel MHP ke depan semakin cerah, didorong oleh dimulainya operasional Train B di smelter PT ESG New Energy Material pada akhir kuartal II-2025. Selain itu, MDKA tengah merealisasikan optimalisasi rantai pasok. Proses feed preparation plant (FPP) atau persiapan bahan baku yang saat ini berlokasi di Morowali, akan dipindahkan ke fasilitas FPP baru di lokasi tambang SCM. Perpindahan ini dijadwalkan akan rampung dan mulai beroperasi pada kuartal IV-2025. Kehadiran FPP di SCM ini sangat strategis karena akan bertindak sebagai pemasok utama bijih bagi dua smelter nikel MHP lainnya: smelter yang dikelola oleh PT Meiming New Energy Material dan PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC).
Secara khusus, proyek smelter yang dikelola SLNC, yang konstruksinya dimulai di Morowali pada Januari lalu, terus menunjukkan kemajuan pesat. Proyek vital ini diperkirakan akan rampung pada pertengahan tahun 2026 dan dirancang untuk memiliki kapasitas produksi hingga 90.000 ton nikel MHP per tahun. Tom Malik menambahkan bahwa “tahap ramp-up produksi akan dilaksanakan dalam empat fase, di mana setiap fase akan menyumbangkan kapasitas 22.500 ton per tahun.” Hingga akhir kuartal II ini, progres konstruksi smelter SLNC telah mencapai 29%, sementara konstruksi FPP di SCM telah mencapai 16%. Pemasangan seluruh autoclave smelter telah selesai, dan pekerjaan penggalian untuk jalur pipa jarak jauh yang krusial sebagai saluran distribusi dari FPP ke smelter telah dimulai, menandai babak baru dalam pengembangan industri nikel berkelanjutan oleh MDKA.
Tambah Free Float, Green Era Jual 4,01 Juta Saham Barito Renewables Energy (BREN)
Ringkasan
PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) melalui anak usahanya, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA), meningkatkan produksi nikel MHP melalui smelter nikel berteknologi HPAL. Smelter nikel ESG, khususnya Train A, mencatatkan peningkatan produksi yang signifikan, mencapai 10.649 ton pada paruh pertama 2025, atau 42.60% dari target minimal tahunan.
Seiring dengan peningkatan produksi, volume penjualan nikel MHP juga naik, mencapai 9.465 ton pada kuartal II-2025 dengan margin kas sebesar US$ 3.271 per ton. MDKA juga sedang mengoptimalkan rantai pasok dengan memindahkan feed preparation plant (FPP) ke lokasi tambang SCM dan membangun smelter yang dikelola SLNC yang diperkirakan rampung pada pertengahan 2026 dengan kapasitas produksi 90.000 ton nikel MHP per tahun.