Deretan Saham Penekan IHSG Jeblok 1,28%, Ada BBCA, PANI, DCII

Ussindonesia.co.id, JAKARTA — Pasar saham Tanah Air dikejutkan oleh langkah Presiden Prabowo Subianto yang melakukan reshuffle Kabinet Merah-Putih pada hari Senin (8/9/2025). Guncangan ini seketika membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok dalam zona merah, utamanya akibat tekanan dari saham-saham perbankan raksasa (big banks) dan emiten milik konglomerat.

Menurut data dari RTI Business, IHSG mengakhiri perdagangan dengan penurunan signifikan sebesar 1,28% atau setara 100,49 poin, menetap di level 7.766,84. Kondisi pasar mencerminkan dominasi sentimen negatif, di mana 451 saham ditutup melemah, berbanding 232 saham yang menguat, dan 121 saham lainnya tidak mengalami perubahan. Sepanjang hari, pergerakan IHSG berada dalam rentang 7.766,84 hingga 7.934,99.

Anjloknya IHSG semakin terasa sekitar 30 menit sebelum penutupan pasar, di mana indeks ini merosot tajam 1,68% dari posisi 7.900, lantas masuk ke zona merah dan berhenti di level 7.766,84. Keterperosokan indeks komposit ini terjadi tak lama setelah beredarnya kabar reshuffle Kabinet Merah Putih, yang salah satunya melibatkan pergantian posisi kunci Menteri Keuangan Sri Mulyani oleh Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa.

Penurunan tajam IHSG hari ini tak lepas dari tekanan koreksi harga pada sejumlah saham berkapitalisasi pasar besar, terutama dari sektor perbankan raksasa dan emiten-emiten yang terafiliasi dengan konglomerat terkemuka.

Data dari Bloomberg menunjukkan bahwa daftar saham-saham penekan utama (top laggard) IHSG hari ini didominasi oleh perbankan besar. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) memimpin penurunan dengan jeblok 3,75% ke level Rp7.700. Diikuti oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang anjlok 4,06% ke Rp4.490, serta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang terkoreksi 2,50% menjadi Rp3.900.

Tren pelemahan juga merambah saham telekomunikasi dan bank lainnya. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) merosot 1,9% ke level Rp3.090, sementara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) anjlok lebih dalam, 4,35% ke posisi Rp4.180.

Analis Ungkap: Reshuffle Sri Mulyani Picu Aksi Jual Masif, IHSG Terjun 1,28%

Selain bank-bank besar, emiten-emiten berkapitalisasi pasar jumbo yang memiliki afiliasi dengan konglomerat juga menjadi penekan utama IHSG. Salah satunya adalah PT DCI Indonesia Tbk. (DCII), yang terafiliasi dengan Toto Sugiri dan Anthoni Salim, merosot 1,54% ke level Rp320.025 per saham.

Kemudian, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI), sebuah perusahaan properti yang terafiliasi dengan konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan, turut amblas 5,76% ke harga Rp14.325.

Tiga saham lain yang secara signifikan membebani IHSG hari ini adalah PT Astra International Tbk. (ASII) yang turun 1,36% ke level Rp5.425, PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang terkoreksi 2,27% ke Rp2.150, serta PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) yang melemah 0,96% ke Rp17.975.

Sebagai informasi tambahan, Barito Pacific dikenal terafiliasi dengan Prajogo Pangestu, sementara Bayan Resources merupakan entitas perusahaan tambang batu bara milik Low Tuck Kwong.

Menurut penilaian M. Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, keputusan reshuffle yang melibatkan Sri Mulyani inilah yang secara langsung memicu aksi jual masif dari investor. Sentimen negatif tersebut lantas membuat IHSG seketika jeblok tak lama setelah kabar reshuffle Kabinet Merah Putih beredar.

“Dinamika pergantian Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan telah mendorong pasar untuk melakukan aksi jual,” jelas Nafan kepada Bisnis, pada Senin (8/9/2025).

Sri Mulyani Diganti Purbaya: Spekulasi Pengunduran Diri di Tengah Guncangan Pasar

Nafan lebih lanjut menggarisbawahi bahwa dalam rentetan reshuffle kali ini, sentimen paling dominan yang menggerakkan volatilitas pasar saham adalah pergantian posisi Menteri Keuangan. Hal ini jauh lebih signifikan dibandingkan perombakan terhadap empat menteri lainnya yang juga dilakukan oleh Presiden Prabowo.

“Dinamika yang terjadi akibat pergantian Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan secara langsung mendorong IHSG dari zona positif menuju zona merah,” pungkas Nafan, menegaskan dampaknya.

Di sisi lain, Analis Reliance Sekuritas, Arifin, sebelumnya telah memprediksi bahwa reshuffle Kabinet Merah Putih akan menjadi salah satu sentimen kuat yang akan menyertai pergerakan IHSG, khususnya dalam fenomena yang dikenal sebagai September Effect.

“Perombakan kabinet ini diproyeksikan akan menjadi game changer signifikan ke depannya, mengingat adanya kemungkinan besar terjadi reshuffle. Implikasinya akan sangat terasa pada arah kebijakan ekonomi hingga akhir tahun,” ungkap Arifin, pada Kamis (4/9/2025), menggarisbawahi potensi perubahan besar.

Disclaimer: Artikel ini disajikan semata-mata sebagai informasi dan tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham. Segala keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Bisnis.com tidak memikul tanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang mungkin timbul dari keputusan investasi yang diambil.