JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Senin, 8 September 2025, dengan performa mengejutkan. Sempat bergerak di zona hijau, IHSG tiba-tiba ambles 1,28% dan ditutup pada level 7.766,84. Penurunan drastis ini sontak menjadi sorotan, terutama setelah munculnya kabar reshuffle Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto.
Perombakan kabinet kali ini menyentuh lima posisi menteri, namun satu nama yang paling mencuri perhatian pasar adalah pergantian Menteri Keuangan Sri Mulyani. Posisinya kini digantikan oleh Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, sebuah keputusan yang memicu gejolak signifikan di pasar modal.
M. Nafan Aji Gusta, seorang Senior Market Analyst dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menyoroti peran sentral pergantian Menteri Keuangan. “Dinamika pergantian Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan membuat pasar melakukan aksi jual,” ujar Nafan kepada Bisnis, Senin (8/9/2025). Pernyataan ini menegaskan bahwa kepergian Sri Mulyani adalah pemicu utama di balik anjloknya IHSG, yang sebelumnya justru menunjukkan tren penguatan.
IDX COMPOSITE INDEX – TradingView
Faktanya, pada penutupan sesi I perdagangan, IHSG masih bertengger di zona hijau, menguat 0,58% ke level 7.912,95 dengan volume transaksi mencapai Rp8,8 triliun. Angka tersebut menunjukkan optimisme pasar sebelum kabar reshuffle berembus kencang. Namun, sentimen positif itu sirna dalam sekejap begitu informasi mengenai perombakan kabinet, khususnya di pos Kementerian Keuangan, tersebar luas.
Nafan lebih lanjut menjelaskan bahwa dari lima menteri yang dirombak Presiden Prabowo, posisi Menteri Keuangan memiliki bobot sentimen terkuat yang mampu menggerakkan bursa saham. “Dinamika pergantian Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan menyebabkan IHSG langsung berada di zona merah dari zona positif,” pungkasnya, menggambarkan betapa sensitifnya pasar terhadap figur yang memegang kendali fiskal negara.
IHSG Ditutup Ambrol 1,28% Usai Reshuffle Kabinet Prabowo: Sebuah De Javu?
Keterkaitan erat antara nama Sri Mulyani dan pergerakan pasar saham bukanlah hal baru. Insiden serupa pernah terjadi pada Selasa, 18 Maret 2025. Kala itu, IHSG dalam sesi I perdagangan ambrol hingga 6,12%, menyebabkan trading halt, sebelum akhirnya ditutup turun 3,84% ke level 6.223,38. Kejadian tersebut juga dipicu oleh sentimen negatif yang beredar di pasar.
Liza Camelia Suryanata, Head of Research Kiwoom Sekuritas, mengungkapkan bahwa sentimen kuat yang menyertai anjloknya IHSG kala itu adalah isu mundurnya menteri-menteri kunci di Kabinet Merah Putih. Santer beredar kabar bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani bakal mundur dari jabatannya, meskipun Istana Kepresidenan segera menepis dan menyebut informasi tersebut sebagai hoaks.
“Status saat ini masih highly speculative, menimbang market sentimen yang tengah bergulir membuat market nervous, salah satunya rumor mundurnya dua menteri penting di dalam Kabinet Merah Putih,” ujar Liza pada Selasa (18/3/2025), memberikan gambaran betapa spekulatifnya pasar saat merespons isu-isu politik sensitif. Kejadian hari ini sekali lagi membuktikan bahwa perubahan figur di Kementerian Keuangan memiliki dampak yang signifikan terhadap kepercayaan investor dan stabilitas pasar saham Indonesia.
Ringkasan
IHSG mengalami penurunan signifikan sebesar 1,28% pada tanggal 8 September 2025, ditutup pada level 7.766,84 setelah adanya kabar reshuffle Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto. Perhatian utama tertuju pada pergantian Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan Purbaya Yudhi Sadewa, yang dinilai menjadi pemicu utama aksi jual di pasar.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, M. Nafan Aji Gusta, menegaskan bahwa pergantian Sri Mulyani memiliki bobot sentimen terkuat yang mampu menggerakkan bursa saham, menyebabkan IHSG berbalik arah dari zona positif ke zona merah. Kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya, menunjukkan sensitivitas pasar terhadap perubahan figur di Kementerian Keuangan dan pengaruhnya terhadap kepercayaan investor.