Ussindonesia.co.id – Pembukaan perdagangan awal pekan, Senin (8/9), menjadi momen kelam bagi pasar modal Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup anjlok tajam ke level 7.766. Penurunan signifikan ini disinyalir kuat sebagai respons pasar terhadap gelombang reshuffle menteri di Kabinet Merah Putih, terutama pergantian posisi strategis Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Data dari RTI Business menunjukkan bahwa pasar saham Indonesia mengakhiri hari dalam zona merah yang cukup dalam, terkoreksi 1,28 persen atau setara 100,4 basis poin menuju level penutupan 7.766. Dinamika perdagangan hari itu memperlihatkan tekanan jual yang dominan, dengan 451 saham mengalami penurunan harga, berbanding 232 saham yang menguat, dan 121 saham yang tidak bergerak.
Pengamat Pasar Keuangan, Ibrahim Assuaibi, menyoroti bahwa merosotnya kinerja pasar saham Indonesia kali ini tidak terlepas dari sentimen negatif akibat perubahan komposisi Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, di mana lima menteri mengalami perombakan.
Pengganti Sri Mulyani Diprediksi akan Hadapi Masalah Rumit, INDEF: Pilihannya Tidak Ada yang Mudah
Perombakan tersebut mencakup beberapa pos strategis: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Perlindungan dan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding digantikan Mukhtarudin, serta Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi yang kini diisi oleh Fery Juliantono. Selain itu, kursi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang sebelumnya dijabat Dito Ariotedjo dan Menko Polkam Budi Gunawan masih menunggu penunjukan pengganti definitif, menambah ketidakpastian dalam jajaran kabinet.
Ibrahim Assuaibi secara khusus menyoroti pergantian Sri Mulyani Indrawati, yang disebutnya sebagai sosok “menteri andalan” lintas era. “Ini juga cukup luar biasa, bahwa ada satu menteri yang sebelumnya merupakan menteri andalan, baik dalam pemerintahan SBY satu kali, kemudian pemerintahan Jokowi dua kali, dan delapan bulan mengikuti Presiden Prabowo,” ujar Ibrahim dalam keterangannya, Senin (8/9), menggambarkan rekam jejak panjang dan kredibilitas Sri Mulyani yang begitu kuat di mata pasar.
Lebih jauh, Ibrahim Assuaibi mengemukakan dugaan bahwa keputusan reshuffle ini mungkin juga dipengaruhi oleh serangkaian peristiwa sosial-politik yang memanas. Ia menyebutkan kemungkinan kaitannya dengan demonstrasi yang berakhir tragis, menewaskan seorang pengemudi ojek online akibat terlindas rantis Brimob. Di samping itu, dugaan lain mengarah pada aksi pembakaran berbagai fasilitas negara seperti halte Transjakarta, gedung DPRD, hingga kendaraan masyarakat yang memicu keresahan publik.
Situasi semakin rumit dengan adanya insiden penjarahan rumah Sri Mulyani dan beberapa anggota DPR RI oleh massa tak dikenal selama aksi-aksi tersebut. Kursi Menko Polkam dan Menpora Kosong, Istana Sebut Prabowo Memang Belum Tunjuk Pengganti Budi Gunawan dan Dito Ariotedjo Tidak hanya itu, pertemuan antara perwakilan mahasiswa dan buruh dengan Presiden Prabowo di Istana, yang membawa 17 + 8 tuntutan, juga disinyalir menjadi pemicu. “Mungkin saja bahwa 17 + 8 mungkin semuanya akan terakomodir. Mungkin ada deal-deal tertentu sehingga apa, ada beberapa menteri yang di reshuffle,” terang Ibrahim, mengindikasikan adanya kompromi politik yang melatarbelakangi perombakan kabinet.
Meskipun demikian, Ibrahim masih berhati-hati dalam memprediksi arah pasar ke depan. Ia menegaskan bahwa dampak reshuffle Menteri Keuangan saat ini memang telah menciptakan sentimen negatif yang nyata. “Mungkin ya di hari berikutnya, walaupun (IHSG) melemah tapi melemahnya tidak tahu tajam. Karena ini memang hak prerogatif dari Presiden Prabowo Subianto,” tutupnya, menandakan bahwa perombakan kabinet adalah wewenang penuh kepala negara, yang dampaknya akan terus dicermati oleh pelaku pasar.