Ussindonesia.co.id JAKARTA. Indeks dolar Amerika Serikat (AS) atau DXY menunjukkan koreksi pada awal pekan ini, sebuah pergerakan yang utamanya dipicu oleh ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, The Fed, pada bulan September. Sentimen pemangkasan suku bunga The Fed ini telah menjadi faktor dominan yang mempengaruhi pergerakan mata uang global.
Menurut data dari Trading Economics, pada Senin (8/9/2025) pukul 14.50 WIB, indeks dolar AS tercatat di level 97,665. Angka ini menandai koreksi sebesar 0,10% secara harian, penurunan 0,06% dalam seminggu terakhir, dan pelemahan signifikan 0,82% dalam skala bulanan. Penurunan ini mencerminkan respons pasar terhadap prospek kebijakan moneter yang lebih longgar.
Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menggarisbawahi meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga The Fed di pasar saat ini. Ia memprediksi bahwa peluang pemangkasan sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan ini mencapai 90%, sebuah angka yang menunjukkan keyakinan tinggi di kalangan investor dan pelaku pasar.
Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Menguat, Dolar AS pun Melemah
Lebih lanjut, Lukman Leong menambahkan bahwa prospek untuk total pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 75 bps hingga akhir tahun juga menguat secara substansial, mencapai 72,5%. Angka ini merupakan peningkatan signifikan dari sebelumnya yang kurang dari 50%, menandakan pergeseran besar dalam ekspektasi pasar.
Menurut Lukman, perkembangan tarif perdagangan AS juga akan menjadi sorotan pasar yang penting. Jika dampak tarif terhadap inflasi terbukti hanya bersifat sementara atau “one-off event,” maka laju inflasi diperkirakan akan kembali menurun. Kondisi ini, kata Lukman, dapat membuka ruang lebih cepat bagi The Fed untuk melakukan pemangkasan suku bunga, mempercepat periode pelonggaran moneter.
Di sisi lain, Lukman juga mengingatkan bahwa sentimen terhadap dolar AS tidak hanya bergantung pada kebijakan yang diambil oleh Negeri Paman Sam. Ia mencermati bahwa kawasan Eropa, Inggris, dan Jepang juga tengah menghadapi beragam tantangan fiskal dan politik yang dapat memengaruhi dinamika pasar global. Pekan lalu, indeks dolar AS (DXY) sempat naik cukup besar dalam waktu singkat karena investor ramai-ramai melakukan aksi jual pada obligasi pemerintah, menjadikan dolar AS sebagai safe haven sementara.
Pasca pengumuman kebijakan suku bunga The Fed bulan ini, Lukman Leong memproyeksikan bahwa indeks dolar AS kemungkinan akan bergerak di kisaran level 94–96.
Rupiah Menguat ke Rp 16.310 per Dolar AS, Ini Sentimen Yang Mempengaruhinya
Ringkasan
Indeks dolar AS (DXY) mengalami koreksi awal pekan ini akibat meningkatnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan September. Prospek pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps bulan ini diperkirakan mencapai 90%, menunjukkan keyakinan tinggi di kalangan investor.
Selain ekspektasi kebijakan The Fed, dinamika pasar global juga dipengaruhi oleh tantangan fiskal dan politik di Eropa, Inggris, dan Jepang. Analis memproyeksikan indeks dolar AS akan bergerak di kisaran 94-96 pasca pengumuman kebijakan suku bunga The Fed bulan ini, dan pergerakan tarif perdagangan AS juga akan menjadi sorotan pasar.