Ussindonesia.co.id – JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah resmi mencabut suspensi perdagangan saham tiga emiten yang sempat menghebohkan pasar. Mulai sesi I perdagangan hari ini, Kamis (28/8/2025), saham PT Jhonlin Agro Raya (JARR), PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT), dan PT Pakuan Tbk (UANG) kembali aktif diperdagangkan di pasar reguler dan pasar tunai.
Pencabutan suspensi ini menyusul penghentian sementara yang dilakukan BEI karena lonjakan harga saham yang signifikan. Saham JARR dan PSKT sebelumnya disuspensi pada 27 Agustus 2025. Kinerja kedua emiten ini memang mencatatkan kenaikan luar biasa: saham JARR melesat 57,82% dalam sepekan terakhir, terbang 144,85% dalam sebulan, dan meroket 437,10% secara year to date (YTD). Senada, saham PSKT juga naik 22% sepekan terakhir, melonjak 171,11% dalam sebulan, dan mencatatkan kenaikan 281,25% YTD.
Sementara itu, saham UANG disuspensi lebih awal, yakni pada 21 Agustus 2025, juga karena peningkatan harga yang substansial. Dalam sebulan terakhir, PT Pakuan Tbk berhasil mengukir kenaikan harga hingga 258,91%. Namun, berbeda dengan dua emiten lainnya, kinerja UANG sejak awal tahun justru masih mencatat penurunan tipis sebesar 1,36%.
Menanggapi fenomena penguatan harga saham emiten tersebut, Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, berpandangan bahwa lonjakan ini tidak diimbangi oleh aksi korporasi yang mampu memberikan nilai tambah signifikan pada kinerja fundamental perusahaan. “Wajar Bursa melakukan suspensi dalam rangka cooling down,” jelasnya kepada Kontan, Kamis (28/8/2025), menggarisbawahi upaya BEI untuk meredam spekulasi berlebihan di pasar.
Di tengah kondisi pasar yang dinamis, kinerja JARR diproyeksikan akan terus mendapatkan sentimen positif dari implementasi kebijakan B40 dan potensi peningkatannya menjadi B50 di tahun 2026. Sebagai emiten sawit yang berfokus pada produksi biodiesel, PT Jhonlin Agro Raya memiliki keunggulan strategis, apalagi dengan PT Pertamina Patra Niaga sebagai pelanggan terbesarnya yang menyumbang 55% dari total penjualan perseroan sepanjang semester I 2025.
Nafan Aji Gusta juga menekankan pentingnya bagi investor untuk senantiasa mencermati kinerja fundamental emiten sebelum memutuskan untuk menanamkan modal. “Kinerja yang prospektif akan mengapresiasi harga saham, begitu pun sebaliknya,” tuturnya, mengingatkan bahwa harga saham yang berkelanjutan harus didukung oleh pondasi bisnis yang kuat. Oleh karena itu, Nafan memberikan rekomendasi sell on strength untuk JARR. Sementara itu, untuk PSKT dan UANG, ia belum memberikan rekomendasi spesifik karena kedua saham ini cenderung kurang likuid.
Perspektif yang sedikit berbeda disampaikan oleh Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana. Ia memandang pergerakan saham JARR berada di level support Rp 1.525 per saham dan resistance Rp 1.735 per saham. Berdasarkan analisis teknikalnya, Herditya merekomendasikan trading buy untuk JARR, dengan target harga yang optimistis di kisaran Rp 1.805 hingga Rp 1.870 per saham.