IHSG Terkoreksi, Saham Bank Mandiri, BBRI Dkk Tertekan Isu Reshuffle

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Senin, 8 September 2025, dengan performa kurang menggembirakan, terjebak di zona merah. Pergerakan pasar saham nasional menghadapi tekanan signifikan menyusul kabar mengenai perombakan Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto yang dikabarkan akan berlangsung pada sore hari.

Berdasarkan data dari RTI yang terekam hingga pukul 16.05 WIB, IHSG tercatat terkoreksi tajam sebesar 1,28%, atau setara dengan penurunan 100,49 poin, menempatkan indeks pada level 7.766,84. Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran mendalam di kalangan pelaku pasar terhadap sentimen politik yang bergejolak.

Big Banks Serentak Terkoreksi

Tekanan jual yang melanda pasar tidak hanya menekan indeks secara umum, namun juga secara spesifik menyasar saham-saham bank berkapitalisasi besar, atau yang dikenal sebagai big banks. Keempat bank raksasa ini merupakan tulang punggung utama penggerak IHSG, dan performa mereka kerap menjadi barometer kesehatan pasar serta likuiditas.

Hingga penutupan bursa, pergerakan saham-saham bank papan atas ini menunjukkan pola koreksi yang kompak di zona merah, menegaskan tekanan jual yang meluas di sektor perbankan. Rincian performa mereka adalah sebagai berikut:

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): Ditutup di harga Rp 7.700 per saham, anjlok 3,75% dibandingkan penutupan sebelumnya. Saham BBCA sempat menyentuh level tertinggi Rp 8.025 sebelum akhirnya melemah signifikan.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI): Saham BMRI ditutup di Rp 4.490 per saham, merosot 4,06%. Ini terjadi setelah sempat mencapai puncak Rp 4.750 di sesi perdagangan.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI): Saham BBRI juga tak luput dari tekanan, terkoreksi 2,50% dibandingkan penutupan sebelumnya, ditutup pada level Rp 3.900 per saham.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI): Menjadi salah satu yang paling terpukul, saham BBNI mengalami penurunan paling dalam, yakni 4,35%, dan ditutup di Rp 4.180 per saham.

Sentimen Reshuffle Kabinet Menekan Performa Pasar

Pelemahan IHSG yang terjadi pada perdagangan hari ini disebut-sebut tidak terlepas dari faktor ketidakpastian politik yang membayangi. Kabar mengenai rencana reshuffle kabinet oleh Presiden Prabowo Subianto telah memicu kekhawatiran di kalangan pelaku pasar.

Spekulasi perombakan kabinet menimbulkan tanda tanya besar terkait arah kebijakan ekonomi dan stabilitas politik ke depan, yang secara langsung berdampak pada kepercayaan investor. Kondisi ini diperparah dengan fakta bahwa big banks, yang selama ini berperan sebagai pilar utama likuiditas dan kapitalisasi indeks, turut terkena imbasnya, tercermin dari penurunan serentak pada keempat saham perbankan raksasa tersebut.

Ringkasan

IHSG mengalami koreksi tajam sebesar 1,28% pada perdagangan 8 September 2025, tertekan oleh sentimen isu reshuffle kabinet oleh Presiden Prabowo Subianto. Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian politik yang mungkin mempengaruhi arah kebijakan ekonomi.

Saham-saham bank besar (big banks) seperti BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI turut mengalami penurunan signifikan. Penurunan saham BBCA mencapai 3,75%, BMRI 4,06%, BBRI 2,50%, dan BBNI 4,35%, memperparah tekanan pada IHSG karena bank-bank ini merupakan pilar utama penggerak indeks.